Al-Haq Itu Tidak Bisa Di Hijab
٤١ - الحَقُّ لَيْسَ بِمَحْجُوْبٍ وَاِنَّمَا المَحْجُوْبُ اَنْتَ عَنِ النَّظَرِ اِلَيْهِ اِذْ لَوْ حَجَبَهُ شَيْءٌ لَسَتَرَهُ وَلَوْكَانَ لَهُ سَاتِرٌ لَكَانَ لِوُجُدِهِ حَاصِرٌ وَكلُّ حَاصِرٍ لِشَىْءٍ فَهُوَ لَهُ قَاهِرٌ وَهُوَ القَاهِرُ فَوَقَ عِبَادِهِ
41. "Al-Haq, ialah Alloh subhanahu wata'ala, tiada terhijab [terbatas tirai] oleh sesuatu apapun, sebab tidak mungkin adanya sesuatu yang dapat menghijab Alloh. Sebaliknya manusialah yang terhijab sehingga tidak dapat melihat adanya Alloh. Sebab sekiranya ada sesuatu yang menghijab Alloh, berarti sesuatu itu dapat menutupi Alloh, dan andaikata ada tutup bagi Alloh, berarti wujud Alloh dapat terkurung/dibatasi, dan sesuatu yang mengurung/membatasi itu, dapat menguasai yang dikurung/dibatasi, padahal “Alloh yang berkuasa atas segala makhluk-Nya."
Pada hakikatnya Alloh itu tidak bisa dihijab, yakni hijab itu menjadi sifatnya Alloh itu tidak. akan tetapi yang menghijab sehingga kamu tidak bisa melihat Alloh itu adalah sifat-sifat nafsumu sendiri. karena sekiranya ada sesuatu yang bisa menghijab Alloh, pastilah perkara tersebut lebih besar dan lebih berkuasa bisa mengalahkan Alloh. karena sesuatu yang bisa menghijab/menghalangi itu bisa menutupi dari melihat sesuatu yang dibelakangnya. dan itu tidak sah buat Alloh. karena Alloh berfirman, “Alloh itu dzat yang bisa memaksakan apa yang dikehendaki mengalahkan semua hamba-Nya”.
Syaikh Abdullah as-Syarqawi mensyarah:
Terhijab bukanlah sifat Allah Ta’ala. Yg memiliki sifat terhijab hanyalah dirimu sendiri. Jika kau ingin sampai kepada-Nya, kau harus mencari dan mengobati semua kekuranganmu, niscaya kau akan sampai kepada-Nya dan melihat-Nya dengan mata batinmu.
Hikmah di atas menepis anggapan yg menyatakan bahwa tidak mustahil Allah terhalang oleh hijab karena hijab biasa digunakan oleh para pembesar atau raja untuk memperlihatkan keagungan dan kemuliaannya. Jawaban terhadap anggapan ini adalah, sekiranya Allah terhijab oleh sesuatu, seperti halnya para pembesar dan raja, niscaya Allah terkurung di dalam hijab itu, terpenjara dan terbatas ruang geraknya. Tentu hal itu tidak mungkin terjadi pada Allah Ta’ala, berdasarkan firman-Nya:
وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِۦ ۚ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ
“Dan Dialah yg berkuasa atas sekalian hamba²Nya. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-An’am (6): 18)