Tentang Thoriqoh Dan Tashawwuf.

Tentang Thoriqoh Dan Tashawwuf.

بسم الله الرحمن الرحيم

اللهم صل على سيدنا محمد عبدك ونبيك ورسولك النبي الأمي وعلى آله وصحبه وسلم تسليما بقدر عظمة ذاتك في كل وقت وحين

Alloh SWT berfirman:

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ. وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًا مُّبِينًا

“Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin , apabila Alloh dan Rosul-NYA telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Alloh dan Rosul-NYA, maka sungguh, dia telah tersesat, dengan kesesatan yang nyata.” (QS. Al-Ahzab/33: Ayat 36)

Penjelasan:
Seluruh Insan Kamil sebelum ditutup dan dikunci oleh Kanjeng Nabi Muhammad SAW ialah Nabi. Karena pintu ke-Nabi-an sudah ditutup dan di kunci oleh Kanjeng Nabi Muhammad SAW maka mereka sekarang disebutnya Syeikh.

Mengutip hadits Rosul SAW:

اَلشَيْخُ فِيْ قَوْمِهِ كَا لنَّبِيِّ فِيْ اُمَّتِهِ والشَّيْخُ فِيْ اَهْلِهِ كَالنَّبِيِّ فِيْ اُمَّتِهِ وَالشَّيْخُ فِيْ بَيْتِهِ كَالنَّبِيِّ فِيْ قَوْمِهِ

"Syeikh ditengah-tengah kaumnya seperti Nabi ditengah-tengah umatnya, Syeikh ditengah keluarganya seperti Nabi ditengah-tengah umatnya, Syeikh dirumahnya seperti Nabi ditengah-tengah kaumnya". (HR . Ibnu Hibban dan Syarowi dari Ibnu Umar) kitab Fathul Jalil Bab ke 25

Dalam QS. Ahzab ayat 36 diatas ada kata Rosul. Rosul dalam arti harfiah ialah utusan.
Rosul-NYA(رسو له) berarti Utusan Alloh SWT.
Utusan Alloh SWT ada dua golongan.
  1. Rosul-NYA dari golongan Nabi.
  2. Rosul-NYA dari golongan Waliy.
Rosul-NYA dari golongan Nabi sudah ditutup dan dikunci oleh Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Tidak ada lagi Nabi setelah Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

Rosul-NYA dari golongan Waliy sampai hari kiamat akan tetap ada. Tidak setiap Waliyulloh itu Mursyid Kamil Mukammil, tapi Mursyid Kamil Mukammil sudah pasti Waliyulloh.

Berdasarkan QS. Al Ahzab ayat 36 inilah, apapun yang sudah ditetapkan (di Wasiatkan, di Maklumatkan, di Perintahkan) oleh Guru Mursyid Kamil Mukammil wajib hukumnya diterima dan ditaati tanpa harus bertanya-tanya, beropini apalagi menentangnya.

Penentangan terhadap Guru Mursyid akan menjadi sebab terputus hubungan Bathin alias berpisah.

اَبُوْ عَلِى الدَّقَاقِ رَحِمَهُ اللّٰهُ يَقُوْلُ: بَدْءُ كُلِّ فِرْقَةٍ الْمُخَالَفَةُ يَعْنِيْ بِهِ أَنَّ مَنْ خَالَفَ شَيْخَهُ لَمْ يَبْقَ عَلٰى طَرِيْقَتِهِ وَانْقَطَعَتْ الْعَلَقَةُ بَيْنَهُمَا وَإِنْ جَمَعْتُهُمَا الْبَقْعَةُ

Syaikh Abu Ali ad-Daqqoq berkata “Awal segala perpisahan adalah menentang, yakni antara murid dan Mursyid, sungguh murid yang menentang Mursyidnya berarti ia tidak lagi menetapi thoriqoh-nya. Hubungan antara keduanya telah terputus, walaupun keduanya terkumpul dalam satu bidang tanah dan ruangan.”
Na’udzubillahi min dzalik.

Sabda Rosululloh SAW:

مَنْ أَطَاعَنِي فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ عَصَى اللَّهَ وَمَنْ أَطَاعَ أَمِيْرِيْ فَقَدْ أَطَاعَنِي وَمَنْ عَصَى أَمِيْرِيْ فَقَدْ عَصَانِي

“Barangsiapa yang taat kepada-ku berarti ia taat kepada Alloh SWT dan barangsiapa yang durhaka kepada-ku berarti ia durhaka kepada Alloh SWT. Dan barangsiapa yang taat kepada amir-ku (Syeikh Mursyid) berarti ia taat kepada-ku dan barangsiapa yang durhaka kepada amir-ku (Syeikh Mursyid) berarti ia durhaka kepada-ku.” (HR. Muslim dari Abu Huroiroh)

Semoga kita selalu di bimbingan Guru Mursyid Kamil Mukammil. Ila hadhroti Syeikhina wa Mursyidina wa Murobbirruhina Al-Fatihah.....

Salam Ta’dhiman Wa Takriman Wa Mahabbatan.

Silahkan klik membaca...