24.11.22

Al-Karim Tumpuan Segala Hajat

٤٧ - لَاتَتَعَدَّنِيَّةُ هِمَّتِكَ اِلَى غَيْرِهِ فَالْكَرِيْمُ لَاتَتَخَطَّاهُ الْآمَالُ

47. "Jangan melampaui/melanggar niat dan tujuanmu [hasrat dan harapanmu] kepada lain-Nya. Maka Tuhan yang maha pemurah itu tidak dapat di lampaui oleh sesuatu harapan (angan-angan)hamba.''

Sebaiknya bagi orang yang mengharapkan berhasil hajatnya, jangan meminta kapada selain Alloh (makhluk), karena itu bertentangan dengan sifat ‘ubudiyyah. Itu kalau permintaan itu disandarkan/bergantung pada makhluk, dan lupa pada Alloh ketika berdo’a. apabila permintaan pada makhluk (manusia) menjadi perantara untuk meminta kepada Alloh, dan selalu memandang Alloh-lah dzat yang memberi. Permintaan seperti ini masih diperbolehkan.

Perasaan yang luhur enggan membuka kebutuhan [hajat] -nya kepada orang yang tidak dermawan, dan tidak ada yang dermawan pada hakikat yang sebenarnya kecuali Alloh Ta'ala.

Syeikh Junaid al-Baghdadi berkata: ''Dermawan [Al-Karim] itu ialah yang memberi kebutuhan seseorang sebelum diminta.''

Ada pula berpendapat: ''Dermawan [Al-Karim] ialah yang tidak pernah mengecewakan harapan orang yang berharap.''

Dermawan [Al-Karim] yaitu apabila berkuasa mema'afkan, dan bila berjanji menepati, dan bila memberi lebih memuaskan dari harapan, dan tidak memperdulikan tentang berapa banyak pemberiaannya, dan kepada siapa yang ia berikannya.

Al-karim adalah salah satu dari Asma’ul husna. Asma’ ini memberi pengertian yang istimewa tentang Alloh.
Al-karim berarti:
  1. Alloh Maha pemurah.
  2. Alloh memberi tanpa diminta.
  3. Alloh memberi sebelum diminta.
  4. Alloh memberi apabila diminta.
  5. Alloh memberi bukan karena permintaan tetapi cukup sekedar harapan, cita-cita dan angan-angan hamba-hamba-Nya. Alloh tidak mengecewakan harapan hambanya.
  6. Alloh memberi lebih baik daripada apa yang diminta dan diharapkan oleh para hamba-Nya.
  7. Alloh Yang Maha Pemurah tidak dikira berapa banyak yang diberikan-Nya dan kepada siapa Dia memberi.
  8. Paling penting, demi kebaikan hamba-Nya sendiri, Alloh memberi dengan bijaksana, dengan cara yang paling baik, masa yang paling sesuai dan paling bermanafaat kepada si hamba yang menerimanya.
Sekiranya para hamba mengenali Al-Karim niscaya permintaan, harapan dan angan-angannya tidak tertuju kepada yang lain melainkan kepada-Nya.

Syaikh Abdullah asy-Syarqawi mensyarah:
Jangan sampai kau menuju kepada selain Allah dalam memenuhi kebutuhanmu. Akan tetapi, ungkapkan hajatmu kepada-Nya dan mintalah dari-Nya. Tekad yg tinggi selalu mencari pemenuhan kebutuhannya kepada sosok yg mulia; dan tak ada yg benar² mulia, kecuali Allah Ta’ala. Setiap orang yg mulia, jika sudah menetapkan sesuatu, pasti akan memenuhinya; jika berjanji, akan menepatinya; jika memberi, akan menambahkan pemberiannya melebihi harapan. Dia tidak peduli berapa banyak dan kepada siapa dia memberi. Dia tidak mengurangi dan tidak pernah mengecewakan siapa pun yg berlindung kepadanya. Dia akan mencukupinya dengan segala pertolongan. Sifat² ini tidak dimiliki selain oleh Allah Ta’ala. Karena itu, selayaknya harapan dan asa para pengharap tidak boleh melewatinya dan menuju kepada selain-Nya. 

Ketahuilah bahwa meminta kepada makhluk dianggap bertentangan dengan ubudiyah (penghambaan di hadapan-Nya) bila didasari oleh rasa bergantung pada makhluk dan lalai untuk meminta kepada Allah. Lain halnya bila permintaan tersebut di iringi dengan keyakinan bahwa makhluk yg dimintainya itu hanyalah wasilah (perantara), tetapi yg sebenarnya memberi adalah Allah sebagai satu²nya tempat bergantung. Ini tidak bertentangan dengan ubudiyah. Wallaahu a’lam