Husnudhon Terhadap Alloh
٤٩ - اِنْ لَمْ تُحْسِنْ ظَنَّكَ بِهِ لِاَجْلِ حُسْنِ وَصْفِهِ فَحَسِّنْ ظَنَّكَ بهِ لِوُجُوُدِ مُعَامَلتِهِ مَعَكَ فَهَلْ عَوَّدَكَ اِلَّا حَسَنًا وَهَلْ اَسْدَى اِلَيْكَ اِلَّا مِنَنًا
49. "Jika engkau tidak bisa berbaik sangka (husnud-dhon) terhadap Alloh Ta'ala karena sifat-sifat Alloh yang baik itu, berbaik sangkalah kepada Alloh karena karunia pemberian-Nya kepadamu. Tidakkah selalu ia memberi nikmat dan karunia-Nya kepadamu?"
Manusia dalam hal husnud-dhon kepada Alloh itu ada dua golongan:
Golongan khos-shoh , yaitu orang yang berhusnud-dhon kepada Alloh karena melihat sifat-sifat Alloh yang bagus dan tinggi.
‘Ammah, yaitu orang yang berhusnud-dhon kepada Alloh karena macam-macamnya nikmat Alloh dan anugerah dari Alloh yang tidak bisa terhitung.
Apabila engkau tidak dapat berbaik sangka terhadap Allah, karena Allah itu bersifat: Rabbul Alamiin (Tuhan yang mencipta, melengkapi, memelihara dan menjamin seisi alam, Ar-Rahman, Ar-Rahim: Pemurah, Penyayang). Maka sudah selayaknya engkau harus berbaik sangka kepada Allah, karena tiada henti-hentinya nikmat dan karunia Allah atas dirimu dan anak keluargamu. Yakni sejak engkau berupa sperma hingga matimu. Dan sebaik-baik khusnud-dhon (baik sangka) terhadap Allah diwaktu menerima nikmat Allah yang berupa ujian (musibah), bagaikan ayah yang menyambut anak yang disayang, demi untuk kebaikan anak itu sendiri.
Allah berfirman: "Dan mungkin kamu tidak menyukai sesuatu padahal itu baik bagimu." (QS. al-Baqarah 216).
"Maka mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, sedang Allah telah menjadikan padanya kebaikan yang banyak." (QS. An-Nisaa 19).
Jabir radhiayallahu 'anhu berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Barangsiapa yang dapat melakukan khusnud-dhon [baik sangka] kepada Allah, sehingga ia tidak akan mati kecuali tetap dalam khusnudz-dzon terhadap Allah, maka hendaklah ia melakukannya'." Kemudian ia membaca ayat: "Dan itulah persangkaan kamu yang kamu sangkakan terhadap Tuhan kamu, yang telah menjerumuskan kamu, hingga membinasakan kamu." (QS. Fussilat 23).
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya berbaik sangka kepada Allah itu, sebaik-sebaik melakukan ibadah kepada Allah."
Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu bersumpah: "Demi Allah tidak ada orang yang berbaik sangka terhadap Allah, melainkan pasti Allah akan memberikan kepadanya apa yang ia sangka, sebab kebaikan itu semuanya di tangan Allah, maka apabila Allah telah memberi khusnud-dhon, berarti Allah akan memberi apa yang disangkanya itu. Maka Allah yang memberinya khusnud-dhon (baik sangka) berarti akan melaksanakannya."
Abu Said al-Khudry radhiyallahu 'anhu berkata: "Rasululloh shollallohu 'alaihi wasallam menjenguk orang sakit, maka Rasulullah bertanya kepada orang yang sakit itu, 'Bagaimanakah persangkaanmu terhadap Tuhanmu?' Jawabnya, 'Wahai Rasulullah, aku khusnud-dhon (baik sangka)'. Maka bersabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, 'Sangkalah sesukamu kepada Allah, maka Allah selalu akan memberi apa yang disangkakan oleh orang mukmin'."
Syaikh Abdullah as-Syarqawi mensyarah:
Dalam hikmah ini, Syaikh Ibnu Atha‘illah mengisyaratkan bahwa dalam berbaik sangka kepada Allah, manusia terbagi menjadi dua golongan: golongan khusus dan golongan awam.
Golongan khusus berbaik sangka kepada Allah atas Sifat²Nya yg baik. Sementara itu, golongan umum berbaik sangka kepada Allah atas perlakuan-Nya yg baik terhadap diri mereka, berupa karunia dan nikmat yg telah diberikan-Nya kepada mereka.
Ada perbedaan yg mencolok antara dua maqam tersebut. Syaikh Ibnu Atha‘illah seakan berkata, ”Wahai murid, kau harus berbaik sangka kepada Allah secara mutlak, baik itu atas manfaat yg telah diberikan-Nya maupun bahaya yg telah dijauhkan-Nya darimu. Kau tidak boleh berpaling kepada selain-Nya. Jika kau tak sanggup berbaik sangka kepada-Nya menurut maqam orang khusus, kau bisa berbaik sangka kepada-Nya menurut maqam orang awam.
Sikap berbaik sangkamu kepada Allah atas kebaikan Sifat²Nya akan menumbuhkan cinta dan tawakkal yg benar kepada-Nya. Baik sangkamu kepada-Nya atas perlakuan-Nya yg baik terhadapmu akan membuahkan syukur atas nikmat dan rahmat-Nya. Wallaahu a’lam