Kalau kamu orang yang berakal, maka tangisilah dirimu, sebelum orang lain menangisimu. karena sesungguhnya anakmu, istrimu, pembantumu danteman-temanmu itu tidak menangisi dirimu ketika kamu meninggal, tapi menagisi apa yang terputus darimu.
Maka dari itu segeralah menangisi dirimu, dan katakana pada dirimu, “Aku harus menangis, karena aku kehilangan bagian dari Tuhanku, sebelum orang anak, istri dan teman-temanku menangisiku”.
Cukuplah menunjukkan kebodohanmu, ketika Alloh berbuat baik kepadamu dan memenuhi kebutuhanmu. sedangkan kamu menghadap kepada Alloh dengan ingkar(menutup).
Lelaki sejati itu bukan orang yang menangis dimajlis dihadapan orang banyak, tapi lelaki sejati itu menjerit(menangis) atas dirinya sendiri dan mengembalikan segala urusannya pada Alloh ta’ala.
siapa saja yang mementingkan dirinya untuk menyusahi urusan dunia, dan meninggalkan menyusahi urusan akhirat, dia seperti orang yang akan di terkam harimau, lalu ada nyamuk yang menggigit dirinya, dan dia sibuk menyingkirkan nyamuk, dan lupa tidak berusaha lepas dari harimau.
Karena orang yang lupa dari Alloh itu pasti sibuk dengan sesuatu yang remeh/kecil. dan orang yang tidak lupa pada Alloh, pasti tidak di sibukkan oleh sesuatu selain Alloh. maka perbaikilah tingkah/keadaanmu dengan meninggalkan dunia untuk menghasilkan akhirat.
Sudah terlalu lama kamu kehilangan akhirat karena mencari dunia.
Sungguh sangat mengherankan, dan sungguh amat buruk kalau tentara itu ketakutan. sungguh amat buruk kalau ahli nahwu itu keliru bacaannya, sungguh amat buruk sibuk mencari dunia bagi orang yang memperlihatkan zuhudnya. Bukan dikatakan lelaki sejati orang yang mengatur ucapannya supaya terdengar bagus, akan tetapi lelaki sejati itu orang yang luas pandangannya.
Diriwayatkan dari syeikh Abil Abbas al Mursi ra. beliau berkata: “Penyu itu kalau merawat anaknya itu hanya dilihat dari kejauhan, begitu juga guru mursyid kalau mendidik muridnya hanya diawasi/dilihat (dari kejauhan). Karena penyu itu bertelur di daratan, lalu dia mengawasi telurnya dari pinggir sungai, Lalu Alloh Ta’ala merawat anak penyu tersebut, sebab penngawasan penyu kepada telur tersebut”.
Takutlah kamu, jangan sampai kamu keluar dari dunia ini, sedang kamu belum merasakan manisnya cinta kepada Alloh. karena manisnya cinta Alloh itu tidak ada bandingannya dari makanan, minuman. karena kalau seperti itu kamu hanya seperti orang kafir dan hewan. akan tetapi jadikan dirimu seperti malaikat didalam merasakan manisnya dzikir, dan berkumpul bersama(ingat) Alloh. karena ruh itu tidak mampu menanggung percikan nafsu, jadi kalau tercebur kedunia yang seperti bangkai, kamu tidak pantas sowan kehadhrotulloh ta’ala. Karena Hadhrotulloh itu tidak bisa dimasuki oleh orang yang masih kotor dengan najis maksiat.
Maka dari itu bersihkanlah hatimu dari cela/aib, kamu akan dibukakan pintu ghoib. dan bertaubatlah kamu kepada Alloh, dan kembali kepada Alloh dengan taat dan dzikir.mendengarkan perkataan makhluk, gantilah dengan serius pada firman dan dzikir kepada Alloh ta’ala. dan setelah kamu makan dengan buruk dan syahwat, gantilah dengan makan sedikit yang bisa menolong kamu taat kepada Alloh ta’ala. Alloh berfirman, “Dan orang-orang yang sungguh-sungguh mencari ridho-Ku, maka akan Aku beri petunjuk menuju jalan-Ku”.
Sesungguhnya orang yang berani maksiat kepada Alloh, itu adalah orang yang tidak mengetahui siksanya Alloh. Dan orang yang berani meninggalkan taat kepada Alloh, itu adalah orang yang tidak tahu akan pahala dari Alloh. Seumpama orang orang yang maksiat itu tahu akan siksa neraka, maka mereka tidak akan lupa. dan seumpama mereka mengetahui pahala yang dijanjikan Alloh kepada ahli surga, pasti mereka tidak akan meninggalkan taat walau sekejap mata.
Ketika kamu berteman dengan orang yang ahli dunia, maka dia akan menarikmu untuk ikut cinta dunia. dan ketika kamu berteman dengan orang yang ahli akhirat, maka orang itu akan menarikmu untuk cinta kepada Alloh ta’ala.
Rosululloh Saw, bersabda, “Setiap orang itu akan dikumpulkan dengan agama kekasihnya, maka lihatlah kamu semua pada orang yang dijadikan kekasih”.
Apabila kamu memilih makanan yang baik-baik, yang tidak membahayakan dirimu. dan bila kamu memilih istri yang baik, yang akan kau nikahi. begitu juga kamu jangan bersahabat/kekasih, kecuali dengan orang yang bisa menunjukkan kamu jalan menuju ridho Alloh swt.
Ketahuilah, kamu itu mempunyai tiga kekasih.
Pertama: Harta, dan kamu akan kehilangan harta ketika mati.
Kedua: Keluarga, dan mereka akan meniggalkan kamu ketika dikubur.
Ketiga: Amalmu, dan kamu tidak akan berpisah dengan amalmu selamanya.
maka bersahabatlah dengan sahabat yang akan bersamamu ketika kamu masuk kubur,dan kamu merasa damai bersamanya(amal).
Orang yang berakal yaitu orang yang mengerti perintah-perintah Alloh dan larangan-larangan-Nya.
Perumpamaan dirimu itu seperti bedegal(sebangsa kumbang yang berada dikotoran), yang hidupnya selalu dikotoran hewan. dan hewan itu ketika didekatkan bunga mawar dia mati karena baunya mawar.
Dan ada sebagian manusia yang himmah/keinginannya seperti bedegal, dan akalnya seperti laron, karena laron itu selalu menjatuhkan dirinya pada api/lampu, sehingga dirinya terbakar.
Begitu juga dirimu, kamu menjatuhkan dirimu pada api maksiat dengan sengaja.
Sesungguhnya kamu makan itu untuk hidup bukan hidup untuk makan, maka apabila seperti itu kamu itu seperti makanan yang dimakan ulat. dan seperti banyak hewan yang ada dimuka bumi, apabila seperti itu, sesungguhnya kuda yang cepat itu kuda yang ramping perutnya.
Kamu mengatakan, “Malam ini aku akan makan sedikit, tapi ketika dihadapan makanan, seakan-akan makanan itu kekasihmu yang lama berpisah”.
Siapa saja yang Alloh tidak menghendaki kabaikan atas dirinya, orang tersebut akan sulit menerima nasihat(perkataan). Alloh ta’ala berfirman, “orang yang Alloh menghendaki fitnah atas dirinya, kamu(Muhammad) tidak akan bisa menguasai apapun atas dirinya”.
Apakah yang menjadikan kamu lari menuju kehinaan, dan apakah penyebab yang menjadikan kamu menjatuhkan diri pada kehinaan, Dirimu kamu hinakan dan kamu jerumuskan pada tempat kerusakan.
Sebagian Ulama dawuh, “jadikan dirimu dihadapan Alloh itu seperti anak kecil kepada ibunya, Sewaktu ibunya tidak mau diikuti, dia akan semakin merangkul ibunya, dan tidak ada yang di ketahui kecuali ibunya”.