23.11.22

Tanda Mata Hati Yang Buta

٥ - اِجْتِهادُكَ فِيْمَا ضُمِنَ لَكَ وَتَقْصِيْرُكَ فِيْمَا طُلِبَ مِنْكَ دَلِيْلٌ عَلَى اِنْطِمَاسِ البَصِيْرَةِ مِنْكَ
5. "Kesungguhanmu untuk mencapai apa-apa yang telah dijamin pasti akan sampai kepadamu, di samping kelalaianmu terhadap kewajiban-kewajiban yang di amanatkan kepadamu, membuktikan butanya mata hatimu."

Siapa saja yang disibukkan mencari apa yang sudah dijamin Alloh seperti rizki, dan meninggalkan apa yang menjadi perintah Alloh, itulah tanda orang yang buta hatinya.

Firman Alloh: "Dan berapa banyak makhluk bergerak yang bernyawa yang tidak [dapat] membawa [mengurus] rezekinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu. Dia Maha mendengar, Maha mengetahui." (QS. al-Ankabuut 60)

Firman Alloh: "Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan shalat dan sabar dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat [yang baik di akhirat] adalah bagi orang yang bertakwa." (QS. Thaha 132).

Kerjakan apa yang menjadi kewajibanmu terhadap Kami, dan Kami melengkapi bagimu bagian Kamu.
Di sini ada dua perkara :
  1. Yang dijamin oleh Alloh, maka jangan menuduh atau berburuk sangka kepada Alloh subhanahu wa ta'ala. 
  2. Yang dituntut (menjadi kewajiban bagimu) kepada Allah, maka jangan abaikan. 

Dalam sebuah hadits Qudsy yang kurang lebih artinya: "Hambaku, taatilah semua perintah-Ku, dan jangan memberi tahu kepada-Ku apa yang baik bagimu, [jangan mengajari kepada-Ku apa yang menjadi kebutuhanmu]."

Syeih Ibrahim al-Khawwas berkata: "Jangan memaksa diri untuk mencapai apa yang telah dijamin dan jangan menyia-nyiakan [mengabaikan] apa yang diamanatkan kepadamu." Oleh sebab itu, barangsiapa yang berusaha untuk mencapai apa yang sudah dijamin dan mengabaikan apa yang menjadi tugas dan kewajiban kepadanya, maka buta mata hatinya dan sangat bodoh.

Syarah Syaikh Abdullah asy-Syarqawi:
Maksud dari “apa yg telah dijamin” ialah rezeki dan karunia Allah.

Allah Ta’ala berfirman:

وَكَاَيِّنْ مِّنْ دَاۤبَّةٍ لَّا تَحْمِلُ رِزْقَهَاۖ اللّٰهُ يَرْزُقُهَا وَاِيَّاكُمْ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

“Dan berapa banyak binatang yg tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri. Allah-lah yg memberi rezeki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.” (QS. Al-‘Ankabut [29]: 60)

Sementara itu, maksud dari “kekuranganmu dalam melaksanakan apa yg diminta darimu” ialah kekurangan dalam melaksanakan amalan² yg bisa membimbingmu menempuh jalan menuju Tuhanmu, seperti dzikir, shalat, dan wirid.

Allah Ta’ala berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Az-Zariyat [51]: 56)

Yg dituntut dari seorang murid ialah terus berusaha memberi makan ruh dengan dzikir² kepada Allah Ta’ala dan melakukan amalan² yg mendekatkan diri kepada-Nya; bukan memberi makan yg lainnya karena itu sudah menjadi wewenang Tuhannya.

Buta mata hati maknanya, hati tidak lagi bisa melihat berbagai perkara maknawi, sebagaimana mata dapat melihat perkara² indrawi.

Dalam hikmah di atas, Syaikh Ibnu Atha’illah menggunakan lafadz “kegigihan” untuk menyatakan bahwa mencari rezeki yg dilakukan sekadarnya dan tanpa kegigihan tidak dilarang bagi seorang murid karena tidak menyebabkan buta mata hatinya. Wallaahu a’lam