Hijabnya Makhluk
إِنَّمَا حَجَبَ اْلحَقَّ عَنْكَ شِدَّةُ قُرْبِهِ مِنْكَ
“Yg membuat Allah terhijab darimu adalah karena kedekatan-Nya yg amat sangat kepadamu.”
Bisa di maklumi, bahwa panca indera manusia itu sangatlah terbatas, contohnya mata untuk bisa melihat, haruslah tepat pada ukurannya, terlalu jauh tidak akan kelihatan begitu juga terlalu dekat, juga tidak akan kelihatan. Seperti kalau kita baca tulisan yg kita dekatkan dan menempel pada mata tentu tidak akan bisa terbaca.
Begitu juga Allah, kita tidak bisa melihat Allah, karena terlalu dekatnya Allah, Allah meliputi kita dengan cara yg sangat sempurna.
Allah Ta’ala berfirman: “Dan Aku lebih dekat (kepada mayit) dari pada kamu semua, akan tetapi kamu semua tidak tahu.”
Hikmah ini tidak bisa difahami dengan sempurna kecuali orang² yg mata hatinya sudah terbuka terang, yg bisa melihat pendhohiran Allah pada makhluk-Nya.
Syarah Syaikh Abdullah asy-Syarqawi:
Karena Allah Ta’ala begitu dekat denganmu, kau pun terhijab dari melihat-Nya. Adanya hijab, selain akibat jarak yg jauh, juga akibat jarak yg terlalu dekat. Telapak tangan, jika didekatkan ke mata, mata takkan dapat melihatnya. Lain halnya jika ia dijauhkan dan mata.
Demikian pula Tuhan, kita tidak bisa melihat-Nya karena Dia meliputi kita dan mendekatkan Diri-Nya kepada kita. Tak ada yg menyadari hal itu, kecuali para pemilik mata batin karena di mata mereka Allah amat tampak. Oleh sebab itu, Allah mengangkat hijab dari mereka sehingga mereka melihat-Nya ada pada segala sesuatu dan meliputinya.
إنَّمَا احْتَجَبَ لِشِدَّة ِظُهُوْرِهِ، وَخَفِيَ عَنِ الاَبْصَارِ لِعَظِيمِ نُورِهِ
“Dia terhijab lantaran sangat jelas dan Dia tersembunyi dari pandangan makhluk lantaran cahaya-Nya yg agung.”
Sebagaimana keterangan hikmah sebelumnya, tentang keterbatasan/kelemahan panca indera manusia yg tidak bisa melihat karena terlalu dekat, begitu juga tidak akan bisa melihat terlalu terang. Pada hakikatnya semua benda itu bisa terlihat karena adanya cahaya/nur, tanpa cahaya takkan bisa terlihat, begitu juga terlalu terangnya cahaya, mata pun tidak akan kuat melihat karena terlalu silau. Seperti contoh matahari, yg cahayanya paling terang dari cahaya yg lain yg bisa dilihat mata, sebab dari kuatnya sinar matahari, mata kita tidak mampu menembus/melihat dzatnya matahari itu sendiri, sehingga kita bisa tahu matahari hanya lewat sinarnya saja, dan mata tidak kuat/bisa melihat hakikatnya matahari itu. Artinya: matahari itu tidak terhijab oleh dzatnya sendiri tapi cahayanyalah yg menghijab matahari itu.
Begitu juga Allah, yg tidak terhijab oleh Dzat-Nya, tapi terhijab oleh makhluk-Nya, sebab terlalu jelas, terang dan besar Nur-Nya. Jadi yg menghijab sesuatu itu bukan Dzat-Nya, tapi kelemahan kita yg menjadikan hijab itu sendiri.
Jadi hakikat/dzat itu tidak akan bisa dicapai dengan panca indera, tapi bisa dicapai dengan mata hati yg terang.
Maka apabila engkau melihat dengan mata hatimu, tidak akan menemukan sesuatu yg terlukis pada benda² (makhluk) itu selain daripada-Nya.
Syarah Syaikh Abdullah asy-Syarqawi:
Allah terhalang dari pandangan dan tak bisa diketahui karena cahaya-Nya yg dahsyat. Seperti halnya matahari, ia tak bisa dilihat karena cahayanya lebih kuat daripada cahaya lain. Kekuatan cahaya itulah yg membuatnya tak bisa dilihat oleh mata yg lemah sehingga inti dan hakikatnya tidak diketahui.
Penampakan matahari yg ditimbulkan oleh cahayanya yg kuat menjadi hijab tersendiri baginya. Hijab di sini bukan hijab sesungguhnya karena sesuatu yg lahir, tentu tidak akan terhalang. la terhijab karena lemahnya pandangan orang yg melihat pancaran cahayanya. Ini sesuai dengan hikmah sebelumnya. Wallaahu a’lam