Jangan Menunda Amal
٢٦ - اِحَالَتُكَ الْاَعْمَالَ عَلَى وُجُوْدِ الْفَرَاغِ مِنْ رُعُوْنَاتِ النَّفْسِ
26. "Menunda amal perbuatan (kebaikan) karena menanti kesempatan lebih baik, suatu tanda kebodohan yang mempengaruhi jiwa.
Seorang murid apabila terlalu disibukkan dengan urusan dunianya, yang bisa menghalangi amal yang menyebabkan dekat dengan Alloh, sehingga dia menangguhkan amal menunggu kesempatan yang tidak sibuk itu dinamakan kumprung/kebodohan.
Kebodohan itu disebabkan oleh:
- Karena ia mengutamakan duniawi. Padahal Alloh subhanahu wata’ala berfirman: "Tetapi kamu mengutamakan kehidupan dunia, padahal akhirat itu lebih baik dan kekal selamanya."
- Penundaan amal itu kepada masa yang ia sendiri tidak mengetahui apakah ia akan mendapatkan kesempatan itu atau kemungkinan ia akan dijemput oleh maut yang setiap saat selalu menantinya.
Kemungkinan azam, niat dan hasrat itu menjadi lemah dan berubah. Seorang penyair berkata: "Janganlah menunda sampai besok, apa yang dapat engkau kerjakan hari ini. Waktu sangat berharga, maka jangan engkau habiskan kecuali untuk sesuatu yang berharga."
Syarah Syaikh Abdullah asy-Syarqawi:
Jika seorang murid menunda-nunda amal yg bisa mendekatkannya kepada Tuhannya karena merasa tidak memiliki waktu luang di sela² kesibukan dunianya, tindakan itu merupakan tanda kebodohan jiwanya. Disebut bodoh karena ia telah menunda amalnya dengan menunggu waktu luang. Padahal, bisa jadi, alih² mendapatkan waktu luang untuk beramal ibadah, justru ajal yg menjemputnya tiba². Bisa jadi juga, justru kesibukannya semakin bertambah karena kesibukan dunia pasti akan terus bertumpuk sebab satu sama lain saling berkaitan.
Bahkan, andai kata ia mendapatkan waktu luang, tentu tekad dan niatnya pun sudah melemah. Oleh karena itu, sepatutnya ia segera bangkit melakukan amal² yg mendekatkan dirinya kepada Tuhannya sebelum terlambat. Pepatah mengatakan, “Waktu ibarat pedang. Jika kau tidak bisa menggunakannya, niscaya ia akan menebasmu.” Wallaahu a’lam