23.11.22

Jangan Menunggu Kesempatan

٣١ - لَاتَتَرَقَّبْ فُرُوْغَ الْأَغْيَارِ فَاِنَّ ذٰلكَ يَقْطَعُكَ عَنْ وُجُوْدِ المُرَاقَبَةِ لَهُ فِيْمَا هُوَ مُقِيْمُكَ فِيْهِ

31. "Jangan menantikan habisnya penghalang-penghalang untuk lebih mendekat kepada Alloh, sebab yang demikian itu akan memutuskan engkau dari kewajiban menunaikan hak terhadap apa yang Alloh telah mendudukkan engkau di dalamnya. (Sebab yang demikian itu memutuskan kewaspadaanmu terhadap kewajibanmu)." 

Yang dituntut bagi salik, yaitu selalu melakukan amal ibadah, dan selalu mengawasi taqdirnya Alloh pada amal yang kau kerjakan, jangan terpengaruh dengan apa-apa yang menjadikan kau ragu dan penghalang-penghalangnya ibadah.

Abdulloh bin Umar rodhiyallohu 'anhu berkata: "Jika engkau berada di waktu senja, maka jangan menunggu tibanya pagi, demikian pula jika engkau berada di waktu pagi, jangan menunggu sore hari. Pergunakanlah kesempatan di waktu muda, sehat, kuat dan kaya untuk menghadapi masa tua, sakit, lemah dan miskin."

Sahl bin Abdullah at-Tustary berkata: "Jika tiba waktu malam maka jangan mengharap tibanya siang hari, sehingga engkau menunaikan hak Alloh, waktu malam itu. Dan menjaga benar-benar hawa nafsumu, demikian pula bila engkau berada pada pagi hari." Allah berfirman: "Kami [Alloh] akan menguji kamu dengan kejahatan dan kebaikan, sebagai ujian dan kepada Kami kamu akan dikembalikan." (QS. al-Anbiyaa 35). Kadangkala ujian itu berupa, sehat, sakit, kesulitan, kelapangan, kekayaan dan kemiskinan. Ujian keyakinan terhadap Alloh subhanahu wata'ala, sampai di mana ia mensyukuri nikmat dan bagaimana ia bersabar menghadapi musibah.

Syarah Syaikh Abdullah asy-Syarqawi:
Kecenderungan² kepada dunia memang merupakan kegelapan yg dapat menghalangi hati dari melihat Tuhan. Namun demikian, jangan pula kau menanti-nanti dan bertanya-tanya kapan kecenderungan² itu bisa hilang secara total dari hatimu. Sebab, hal ini bisa membuatmu lupa bahwa kondisi (ahwal)  yg telah ditetapkan untukmu saat ini, yakni berupa amal² yg bisa mengantarkanmu kepada-Nya, adalah berada dalam Pengawasan-Nya.

Yg dituntut dari dirimu ialah senantiasa istiqamah dalam menjalani kebiasaanmu dan tetap merasa diawasi Allah Ta’ala. Jangan kau sibuk dengan segala hal yg masuk ke dalam hatimu, baik berupa kegelapan maupun cahaya karena hal itu justru akan memutusmu dari kebiasaanmu.

Dianggap memutus karena jiwamu selalu dibayangi keraguan, “Kalau benar aku ini ahli iradah, tentunya kecenderungan² kepada dunia ini tidak mungkin lagi masuk ke dalam hatiku, apalagi dengan banyaknya ibadah yg sudah kulakukan selama ini.” Sehingga hatimu sibuk dengan bisikan dan gangguan ini. Mungkin ia terus membisikimu agar kau melupakan apa yg menjadi tujuanmu atau agar kau meninggalkan amal shaleh.

Biasanya, sebab kemunculan kecenderungan² kepada dunia ini adalah kotoran² keduniaan yg menghampiri hatimu. Dan ini adalah persoalan yg mau tidak mau harus kau hadapi. Wallaahu a’lam