Asy Syekh al Imam al Quthub al Ghouts Sayyidinasy Syarif Abil Hasan Ali asy Syadzily al Hasani Abdullah bin Abdul Jabbar, terlahir dan rahim sang lbu di sebuah desa bernama Ghomaroh, tidak jauh dari kota Saptah, negeri Maghrib al Aqsho atau Marokko, Afrika Utara baglan ujung paling barat, pada tahun 593 H / 1197 M. Beliau merupakan dzuriyat atau keturunan ke dua puluh dua dari Junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, dengan urut-urutan sebagal berikut, asy Syekh Abil Hasan Ali asy Syadzily adalah putra dari:
- Abdullah, bin
- Abdul Jabbar, bin
- Tamim, bin
- Hurmuz,bin
- Khotim, bin
- Qushoyyi, bin
- Yusuf, bin
- Yusa', bin
- Wardi, bin
- Abu Baththal, bin
- Ali, bin
- Ahmad, bin
- Muhammad, bin
- 'Isa, bin
- Idris al Mutsanna, bin
- Umar, bin
- Idris, bin
- Abdullah,bin
- Hasan al Mutsanna, bin
- Sayyidina Hasan, bin
- Sayyidina Ali bin Abu Thalib wa Sayyidatina Fathimah az Zahro' binti
- Sayyidina wa khabibina wa syafi'ina Muhammadin, rosulillaahi shollolloohu 'alaihi wa aalihi sallam.
Sejak kecil beliau, biasa dipanggil dengan nama: 'ALI, sudah dikenal sebagai orang yang memiliki akhlaq atau budi pekerti yang amat mulia. Tutur katanya sangat fasih, halus, indah, dan santun, serta mengandung makna pengertian yang dalam. Di samping memiliki cita-cita yang tinggi dan luhur, beliau juga tergolong orang yang memiliki kegemaran menuntut ilmu. Di desa tempat kelahirannya ini, beliau mendapat tempaan pendidikan akhlaq serta cabang ilmu-ilmu agama lainnya langsung di bawah bimbingan ayah-bunda beliau. Di usia yang masih anak-anak itu beliau juga sudah menghafal Al Quran serta menekuni sunnah-sunnah datuk beliau, Rosululloh SAW.
Selain itu, sejak usia balita, beliau sudah terbiasa mengenakan pakaian yang indah, bersih, dan rapi. Namun, dalam hal makan dan minum beliau amat mudah dan tidak sampai menyusahkan orang lain, terutama kedua orang tua beliau.
Nilai-nilai kesholihan, ketaqwaan, dan kebajikan sebagai seorang calon pemimpin umat yang agung, panutan bagi kaum muslimin, dan imam bagi para muttaqin, sudah tergambarkan dari kepribadian dan perilaku beliau sejak masih usia anak-anak.
Beliau tinggal di desa tempat kelahirannya ini sampai usia 6 tahun, yang kemudian pada akhirnya hijrah ke kota Tunis (sekarang ibu kota negara Tunisia, Afrika Utara). Kepindahan beliau ini adalah semata-mata hanya untuk tujuan tholabul 'ilmi di samping untuk menggapai cita-cita luhur beliau menjadi orang yang memiliki kedekatan dan derajat kemuliaan di sisi Alloh SWT.
Diambil dari buku
“MANAQIB SANG QUTHUB AGUNG”
(SULTHONUL AULIYA' SYEKH ABUL HASAN ASY-SYADZILIY)
Penulis : H. Purnawan Buchori ( Kaak Pur )
Penerbit : Pondok PETA Tulungagung.