29.11.22

Menunaikan Ibadah Haji (2001)

  Asy Syekh menunaikan ibadah haji didampingi ibu Nyai Umi Zahro‘ pada tahun 2001 (1421 H. ) Sebenamya pada saat 'itu asy Syekh bersama dengan beberapa kyai di Jawa Timur mendapatkan fasilitas gratis dari Gubernur Jawa Timur, bpk Imam Utomo.Namun fasilitas itu asy Syekh berikan kepada kakak beliau, mbah Ghofur yang didampingi mas Heru, Maron.  Pada tahun itu juga menunaikan ibadah haji yaitu Presiden RI ke 4 KH.  Abdurrahman Wahid.

Perjalanan asy Syekh ke tanah suci melalui sebuah  biro jasa perjalanan haji atau lebih dikenal dengan istilah Haji Plus.

Satu rombongan bersama beliau antara lain habib Mustofa bin Muhammad Ba'abud, Pelem, Kediri dan almh. ibu nyai Anik Nurazizah (ibu Nyai Aziz Mashuri) Denanyar Jombang. Selain itu, secara kebetulan, melalui haji reguler, ayah bunda penulis juga melaksanakan haji. Beliau pernah dijemput utusan asy Syekh yang ketika di Mekkah sempat jatuh sakit.

Pada saat tiba waktunya pengerjaan ibadah haji yaitu mulai tgl 8 Dzulhijah (hari Tarwiyah) semua Rukun Haji bisa beliau jalani sendiri. Namun, untuk beberapa Wajib Haji, pelaksanaannya beliau wakilkan kepada Muhammad Rofi'i. Dia adalah putera alm. kak Luthfi, Kampungdalem, Tulungagung yang saat itu sedang thoIabuI 'ilm di Rufaidah, ma'had milik Sayyid Muhammad bin Alwy al Maliki, rokhimahulloh. Asy Syekh terpaksa membadalkan beberapa Wajib haji beliau karena kondisi fisik beliau saat itu sangat lemah.

Setelah semua rangkaian ibadah haji selesai belian kerjakan di kota Mekah, selanjutnya rombongan pun melanjutkan perjalanan ke kota Madinah.

Sesampainya di kota Madinah, asy Syekh tidak sebagaimana jamaah haji pada umumnya. Beliau tidak langsung menuju ke masjid Nabawi untuk berziarah Selama 2 hari pertama berada di kota Madinah, as Syekh hanya berdiam diri di kamar hotel tempat beliau menginap. Ketidak segeraan asy Syekh berangkat ke masjid Nabawi itu karena asy Syekh menunggu waktu datangnya izin dari Rosululloh SAW.

Hal tersebut sebagaimana yang dilakukan al Imam asy Syekh Abul Hasan asy Syadzily, seperti yang diceritakan dalam manaqib beliau, bahwa ketika Syekh Abul Hasan asy Syadzily akan berziarah ke makam Rosululloh SAW, belian menunggu izin Rosululloh SAW untuk diperkenankan masuk ke dalam masjid. *)

Setelah asy Syekh mendapatkan izin, maka asy Syekh pun kemudian masuk ke dalam masjid Nabawi dan berziarah ke makam Rosululloh SAW beserta dua sahabat beliau yaitu sayyidina Abubakar ash Shiddiq dan sayyidina Umar ibn Kbotthob, rodliyallohu 'anhuma. Asy Syekh berziarah hanya sebentar. Setelah itu beliau segera kembali ke hotel dan langsung mengajak bu Nyai untuk pulang terlebih dahulu ke tanah air.

Berkenaan dengan hal ini, setelah sampai di rumah, asy Syekh berkata kepada penulis, “Meskipun aku berziarah hanya sebentar tapi itu insya Alloh lebih baik dibandingkan dengan orang-orang yang berkali-kali ke sana.”

Setelah sampai di tanah air, asy Syekh pun tidak langsung pulang ke Tulungagung. Selama beberapa hari asy Syekh tinggal di Jakarta, selain untuk beristirahat, beliau juga menunggu bu Nyai Zahro' menyelesaikan belanja segala kebutuhan untuk acara khaul yang tinggal beberapa hari lagi.

Membuka Majelis Kliwonan (2001).

Sepulang dari menunaikan ibadah haji, asy Syekh kemudian membuka majelis Kliwonan. Acara Kliwonan ini berbentuk amaliyah beberapa sholat sunnat, pembacaan aurod Syadziliyah, dan pengajian. Ada sebagian murid senior yang mengatakan bahwa acara Kliwonan itu adalah ‘oleh-oleh' asy Syekh dari Madinatul Munawaroh. Asy Syekh pernah mengatakan, “Bodoh sekali orang yang tidak mau mengikuti malam Jumat Kliwon.”