20.11.22

Penutup

 Setelah mengikuti dari awal hingga akhir kisah perjalanan kehidupan asy Syekh Abil Hasan asy Syadzily, berikut segala bentuk pernak pernik keindahan dan keluhuran akhlaq serta ketinggian ilmu beliau, maka tidak berlebihan kiranya apabila asy Syekh al Quthub al Ghouts Abul Abbas al Mursi menjuluki guru beliau itu dengan sebutan “Al Kamil”(yang sempurna). Ketepatan sebutan tersebut bisa kita lihat betapa indah dan sempurnanya kehidupan Syekh Abil Hasan, baik dalam aspek keruhanian (hablum minalloh) maupun aspek kemasyarakatannya (hablum minannaas).

Ditinjau dari sisi kehidupan keruhanian, setiap harinya beliau selalu memiliki waktu untuk melakukan khalwat, khalwat, dan khalwat. Hal ini bisa kita lihat sejak beliau masih bermukim bersama Syekh Abdus Salam di gunung Barbathoh, Maroko, dan pada waktu berada di Syadzilah, Tunisia.. Selama berpuluh-puluh tahun, sebagian besar hari-harinya habis untuk menyendiri, berasyik masyuk bersama Sang Kekasih, Alloh SWT. Bahkan, ketika sudah berada di Tunisia, pada saat menjalani perintah untuk berdakwah dan bersama masyarakat pun, beliau mempunyai tempat favorite untuk “bertapa”, sebuah gua kecil yang hanya bisa memuat satu orang saja, yang terletak di luar kota Tunis.

Setelah berdomisili di kota Iskandaria, Mesir, pada saat beliau berada di puncak kemasyhuran, asy Syekh pun memiliki tempat khusus untuk ber'uzlah, yaitu di salah satu menara masjid yang menjulang tinggi ke langit, yang terletak di komplek pondok pesantren beliau. Sedangkan di salah satu menara yang lain, asy Syekh biasa melakukan talqin dan baiat terhadap murid-murid beliau.

Sementara di sisi kehidupan yang berkaitan dengan kemasyarakatan, nampak sekali betapa mengagumkan aktifitas beliau. Sejak masih berumur 6 tahun, pada saat pertama kali tiba di Tunisia, beliau sudah menolong banyak orang yang tengah mengalami kelaparan. Ketika beranjak dewasa hingga berusia lanjut, hari-hari beliau selalu diwarnai dengan menolong, menolong, dan menolong orang lain.

Mengajar, mendaras kitab  kitab, berdiskusi, berdakwah, dan menyemarakkan hari-hari besar Islam merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan asy Syekh. Beliau juga terjun langsung ke medan perang guna membela bangsa dan negara, serta demi tegaknya panji-panji Islam.

Hubungan kasih sayang dan perhatian asy Syekh terhadap para sahabat dan murid-murid beliau amatlah erat sekali. Sewaktu beliau sudah bermukim di Mesir, surat menyurat antara asy Syekh dan orang-orang terkasih di Tunisia pun senantiasa terjalin dengan baik. Dilihat dari isi surat-surat beliau, kelihatan sekali betapa dekatnya hubungan batin di antara mereka Demikian pula ketika beliau sudah menjadi “orang besar” di negeri Mesir. Tidak jarang beliau, di tengah-tengah kesibukannya, meluangkan waktu dan menyempatkan diri mengunjungi murid dan sahabat-sahabat beliau dengan mengendarai kuda.

Hal tersebut tak jauh berbeda dengan apa yang dicontohkan junjungan kita, nabi agung baginda Rosululloh SAW. Beliau, Nabi SAW, menjalankan sholat sampai bengkak kedua kaki beliau. Rosululloh SAW juga melakukan khalwat di gua Hira', di Masjidil Harom, maupun di masjid Nabawi. Akan tetapi, selain itu, beliau juga mengajar dan berdakwah, menyantuni anak-anak yatim, janda, dan fakir miskin. Beliau juga terjun secara langsung ke dalam medan peperangan. Ringkas kata, merupakan sebuah kenyataan, bahwa peri kehidupan asy Syekh benar benar segendang-sepenarian dengan al Musthofa, shollolloohu 'alaihi wa aalihi sallam.

Selain itu, sebutan ASY SYADZ-DZALY yang dinobatkan Alloh SWT kepada asy Syekh memang benar kenyataannya. Bagaimana tidak, jarang bahkan langka di muka bumi ini seseorang yang memiliki himmah yang sedemikian besar dan kuat dalam berkhidmat (mengabdi) demi ketundukan dan kecintaan kepada Alloh SWT, sebagaimana halnya Syekh Abil Hasan asy Syadzily.

Pada akhirnya, dari semua itu, dapat kita simpulkan bahwa asy Syekh Abul Hasan asy Syadzily adalah merupakan sosok pribadi yang di antaranya:
  1. Memillki akhlaq yang amat mulia. 
  2. Memiliki cita-cita tinggi. 
  3. Memiliki semangat sekeras baja. 
  4. Tekun dan istiqomah dalam beribadah. 
  5. Gemar mengembara untuk mencari ilmu dan berda'wah. 
  6. Gemar membaca dan mendaras kitab-kitab bersama para ulama lainnya. 
  7. Memiliki ketawadhu' an yang luar biasa, terutama terhadap Rosululloh SAW, guru, dan ilmu 
  8. Kasih sayang terhadap keluarga dan murid-murid beliau, serta orang orang yang lemah. 
  9. Dikaruniai Alloh SWT dengan berbagai karomah yang luar biasa. 
Dan untuk mengakhiri penulisan manaqib beliau ini, marilah sejenak kita menengadahkan tangan memohon kepada Yang Memiliki Segalanya, seraya bertawakkal dan merendahkan diri ,dengan bertawassul kepada asy Syekh Abul Hasan. Mudah'mudahan kita beserta segenap keluarga dan keturunan kita akan senantiasa dikaruniai:
  1. Tetapnya Iman, Islam, dan Ihsan . 
  2. Terangnya hati, 
  3. Selamat dunia akhirat, dan 
  4. Diberi apa saja yang barokah manfaat dunia akhirat, amiin. 

Bismillaahir rokh-maanir ro-khiim. 

Al-khamdu lillaahi robbil 'aalamiin. Khamday yuwaafli ni-‘amahu wa yukaafl-u maziidahu, yaa robbanaa lakal khamdu kamaa yambaghii li-jalaali wajhika wa 'adhiimi sulthoonik. 

Alloohumma sholli 'alaa sayyidinaa Mu-khammadin sholaatan tun-jiinaa bihaa min jamii-'il ahwaali wal aa-faat. Wa taqdhii-lanaa bihaa jamii-‘al khaa-jaat. Wa tu-thoh-hi-runaa bihaa min jamii-‘is sayyi-aat. Wa tarfa-‘unaa bihaa 'indaka a'-ladda-rojaat. Wa tu-balli-ghunaa bihaa aq-shol ghoo-yaat, min jamii-‘il‘ khoi-rooti fil khayaati wa ba'dal mamaat. ' Alloohummar-dho 'anisy Syekh Abil Khasa-nisy Syaadzi-liy wa u-shuu-lihi wa furuu-'ihi wa. ma-syaa-yi-khihi wa ta laa-mii-dzihi wa azwaa-jihi wa ikh-waanihi minal auliyaa-il muqorrobiin, wal 'ulamaa-il' aa-mi-liin, wa saa-iri ummati sayyididinaa Mukhammadin shollolloohu 'alaihi wa sallama aj-ma-'iin Adada kholqihi, wa ri-dho-a nafsihi, wa ziinata 'arsyi-hi, wa mia _ daa-da kali-maa-tihi. . 
Alloohumar-fa'  daro-jaa-tihim, wa'-li makaa-nahum, wakh-syurnaa iii zum-rotihim, wa ad-khilnaa fii khi-maa yatihim, wa amitnaa 'a-laa thorii-qotihim, ma-‘alla-dzii-na an‘amalloohu 'alaihim minan-nabiyyiina wash-shiddii-qiina wasysyuha-daa-i wash-shoo-li-khiin. 

Alloohumma bijaa-hisy Syekh Abil Khasani 'indaka wa bi-karoo-mati 'alaika wa bi-quth-biyyatihi ladaika, nas-alukal khoiro kullahu, wa na-‘uu-dzubika minasy-syarri kullih, yaa mal lahul amru kulluh. Wa nas-aluka yaa Alloohu, yaa Alloohu, antaq-dhiya bihi khawaa-i-janaa wa tarfa-‘a bihi daroo-jaa-tinaa, wa tasy-flya bihi mar-dhoo-naa, wa tu-farrija bihi humuu-manaa, wa tak-syifa bihi ghu-muu-manaa, wa tuljima bihi" khu-shuumanna, wa tuhzima bihi a'-daa-a-naa, wa tu-‘ammiro bihi bilaada-naa bil ii-maani wal is-laami wan ni'-mah, wa tarzu-qo-naa bihi khusnul khoo-timah. Wa shollolloohu 'alaa sayyidinaa Mu-khammadin nabiyyil ummati wa kaa-syi-fii ghummah, wa 'alaa aalihi wa shokh-bihi wa sallama tas-liiman daa-iman wal khamdu lillaahi robbil 'aalamiin. 

Artinya; 
Dengan nama Alloh yang maha Pengasih lagi maha Penyayang. 

Segala pujl bagi Alloh, Tuhan seru sekalian alam. Dengan pujian yang sebanding dengan nikmat-nikmat-Nya dan Yang Menjamin tambahan-tambahan-Nya. Wahai Tuhan kami, hanya bagi-Mu segala puji, sebagaimana pujian itu patut terhadap Kemuliaan Dzat-Mu dan Keagungan Kerajaan-Mu. 

Ya Alloh, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami, Muhammad SAW, yang dengan rahmat itu Engkau akan menyelamatkan kami dari Semua keadaan yang merisaukan dan marabahaya, mengabulkan kami atas semua hajat mensucikan kami dari semua keburukan / kesalahan, mengangkat kami kepada setinggi-tingginya derajat di sisi-Mu, menyampaikan kami kepada sesempurna-sempurnanya perkara dari semua kebaikan pada waktu hidup dan setelah mati. ' 

Ya Alloh, karuniakanlah ridlo atas Syekh Abil Hasan asy Syadzily beserta para leluhurnya, keturunannya, gurunya, muridnya, isterinya, saudaranya, dari pada seluruh para wali-wali muqorrobin, dan para ulama yang mengamalkan ilmunya, serta seluruh ummat Muhammad SAW, setara dengan jumlah bilangan makhluk-Mu, keridloan dzat-Mu, timbangan arsy-Mu, dan tinta kalimat-kalimat-Mu. 
Ya Alloh, angkatlah derajat dan tinggikanlah kedudukan mereka (yaitu Syekh Abil Hasan beserta para leluhur; keturunan, dan seterusnya), dan kumpulkanlah kami ke dalam golongannya, masukkanlah kami ke dalam penjagaannya, matikanlah kami pada thoriqotnya, bersama orang-orang yang Engkau karuniai nikmat, yaitu para Nabi, para Shiddiqin, para Syuhada', dan para sholihin. 

Ya Alloh, dengan wasilah (perantaraan) derajat Syekh Abil Hasan di sisi-Mu, kemuliaan beliau atas-Mu, dan dengan sifat kepemimpinan beliau di sisi-Mu, kami mohon kepada-Mu seluruh kebaikan, dan kami berlindung kepada-Mu dari semua keburukan. 

Wahai Dzat yang memiliki segala urusan, kami mohon kepada-Mu, ya Alloh, ya Alloh, yang kesemuanya dengan wasilah (perantaraan) Syekh Abil Hasan asy Syadzily, mudah-mudahan Engkau mengabulkan seluruh hajat kami, mengangkat derajat kami, menyembuhkan semua orang yang sakit (di antara) kami, melapangkan semua kesusahan (kesempitan) kami, menghilangkan semua kesedihan kami, mengendalikan semua musuh kami, menggentarkan (menjadikan takut) lawan-lawan kami, dan menyemarakkan negeri kami dengan Iman, Islam, dan nikmat, Serta karuniakanlah kepada kami rezeqi kebaikan pada akhir hayat kami. 
Semoga Alloh melimpahkan rahmat kepada junjungan kami, nabi Muhammad SAW, sebagai nabinya ummat dan yang menghilangkan kesusahan, beserta segenap keluarga dan Sahabat-sahabat beliau, dan semoga Alloh memberi keselamatan dengan keselamatan yang abadi. Segala puji bagi Alloh, Tuhan Seru sekalian alam.

Diambil dari buku
“MANAQIB SANG QUTHUB AGUNG”
(SULTHONUL AULIYA' SYEKH ABUL HASAN ASY-SYADZILIY)
Penulis  : H. Purnawan Buchori ( Kaak Pur )
Penerbit : Pondok PETA Tulungagung.