Pesan-Pesan Asy-Syekh Yang Tertulis
Sejak sekitar tahun 1974, asy Syekh sudah sering menyampaikan pesan-pesan beliau melalui tulisan-tulisan. Kebanyakan pesan-pesan itu berasal dari ayat-ayat al Quran maupun Hadits. Tapi ada juga yang berbahasa Indonesia maupun kata-kata bijak dalam bahasa Jawa. Dulu asy Syekh pernah "memproduksi’ massal khot sebagai hiasan dinding yang berisi ayat ayat Quran maupun Hadits. Khot itu kemudian asy Syekh bagikan kepada beberapa murid beliau. Salah satu yang penulis ingat adalah hadits
“'I mal lidun-yaaka kaannaka taisyu abadan, wa '-mal li aakhiratika ka-annaka tamuutu ghodan. ”
Artinya : Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau hidup selamanya. Beramallah untuk Akhiratmu seakan-akan engkau akan mati besok.
Berikut ini penulis sampaikan tulisan-tulisan asy Syekh yang sudah terhapus maupun yang masih bisa kita baca sekarang.
1. Ngunduh Wohing Pakarti Ngunduh Wohing Panggawe.
Terjemahan bebasnya, Setiap Orang Akan Mendapatkan Balasan Yang Setimpal Atas Perbuatannya. Artinya, “Apabila dia berbuat kebaikan, maka dia akan mendapat balasan kebaikan pula. Apabila dia melakukan keburukan, maka dia akan mendapat balasan keburukan pula”.
Tulisan ini asy Syekh buat sekitar tahun 1976. Selain tulisan kata-kata bijak orang Jawa tersebut, ada pula gambar lautan dan pantai berikut pohon kelapanya. Gambar dan tulisan tersebut tertera di tembok pondok PETA.
2. Ojo Njiwit Yen Ora Gelem Dijiwit.
Terjemahan bebasnya, Janganlah Mencubit Kalau Tidak Mau Dicubit.
3. Pandai-pandailah Membawa Diri.
Dua tulisan tersebut di atas (no. 2 dan no. 3) merupakan tulisan tangan asy Syekh sendiri yang beliau tulis di tembok kamar beliau, di dekat telpon.
4. Khairun naasi anfa ’uhum Iin naas. (Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain).
5. BIYAKSANO PANGUCAPMU PODO KARO KAREPE ATIMU.
Makna dari kata Pangucapmu atau Ucapanmu tidak terbatas hanya ucapan yang keluar dari lisan atau mulut saja tetapi juga ucapan-ucapan yang berupa gerakan tangan, langkah kaki, pandangan mata, dan lain sebagainya. Semuanya itu asy Syekh harapkan agar " Kita ucapkan sesuai dengan kehendak atau gerak hati kita (Jawa, krenteke ati).
Asy Syekh mengajarkan kepada murid-murid beliau agar setiap ucapan maupun perbuatan mereka, mereka lakukan secara jujur, apa adanya, lugas, sederhana, tidak dipaksakan, dan tidak dibuat-buat.
Selain itu, asy Syekh pernah menceritakan pengalaman pribadi beliau tentang hal ini. Di suatu hari, beliau tiba-tiba berkehendak berjalan keluar dari pondok. Maka, asy Syekh pun mengikuti kehendak hati beliau itu. Setelah sampai di luar, kehendak hati berikutnya adalah berjalan ke arah Barat. Ternyata, langkah kaki yang digerakkan oleh hati beliau itu membawa asy Syekh sampai ke kota Trenggalek. Asy Syekh tidak akan menghentikan langkah kaki beliau sebelum langkah kaki beliau dihentikan oleh kata hati beliau.
6. DISINI TIDAK ADA PENYESALAN YANG ADA CINTA KEPADA ALLOH & RASULNYA DISAMPING MENGERTI HAKNYA SEBAGAI HAMBA & HAKNYA TERHADAP SESAMA
Asy Syekh pernah mendapat pertanyaan dari seorang Habaib dari Surabaya tentang maksud kalimat tersebut di atas. Beliau menjelaskan dengan perincian, sebagai berikut:
a. DI SINI TIDAK ADA PENYESALAN.
Yang asy Syekh maksud kata Dl SINI adalah DI DUNIA INI. Beliau mengatakan bahwa penyesalan yang akan benar-benar terjadi adalah besok ketika DI SANA (DI AKHIRAT).
Bahkan, ketika jasad seseorang akan dimasukkan ke liang lahad, maka ruh orang tersebut akan didatangi "teman-teman" mereka semasa hidup di dunia. Teman-teman itu adalah amal perbuatan mereka yang mereka lakukan selama hidup di dunia. Amal-amal yang baik akan datang dalam bentuk yang menyenangkan dan berbau harum.
Demikian pula sebaliknya, amal-amal buruk atau jahat akan datang dalam bentuk yang menjijikkan, menakutkan, dan berbau busuk. Maka, pada saat itulah seseorang akan merasakan penyesalan yang sesungguhnya. Oleh karena itu, sebenarnya penyesalan di dunia ini adalah semu adanya.
b. YANG ADA CINTA KEPADA ALLOH DAN RASULNYA.
Senyampang kita hidup DI SINI (di dunia) inilah asy Syekh mengajarkan agar kita pergunakan untuk belajar dan berusaha cinta kepada Alloh dan Rosul-Nya. Segala bentuk peribadatan yang kita lakukan supaya didasari rasa cinta kepada Alloh SWT. Sedangkan, cinta kepada Rasul-Nya dibuktikan dengan mengikuti sunnah-sunnah kanjeng nabi Muhammad SAW dan memperbanyak membaca sholawat atas beliau.
c. DI SAMPING MENGERTI HAKNYA SEBAGAI HAMBA.
Selain kita berupaya untuk Cinta kepada Alloh dan Rosul-Nya kita juga dituntut untuk mengerti hak kita sebagai hamba Alloh WT. Hak kita sebagai hamba Alloh SWT adalah MENGABDI (beribadah) serta RIDLO atas ketentuan-ketentuan-Nya.
d. DAN HAKNYA TERHADAP SESAMA.
Sedangkan, hak kita terhadap sesama manusia dan makhluk makhluk Alloh lainnya adalah selain kita diwajibkan untuk berinteraksi dengan sesama manusia sesuai dengan tuntunan agama, kita juga harus mengerti bahwa mereka sebagai makhluk Alloh SWT juga memiliki hak untuk menapaki garis nasib dan jalan hidup mereka masing-masing.
7. Alaa inna auliyaa Alloha laa khoufun ‘alaihim wa laahum yakh-zanuun. (QS. Yunus 62)
artinya : "Ingatlahbahwa para kekasih Alloh tak pernah merasa cemas dan mereka tidak bersedih".
8. Yaa ayyuhal insaanu maa ghorroka bi robbikal kariim. (QS. Al Infithar 6)
artinya : Hai manusia apa yang mengodamu untuk durhaka kepada Tuhanmu yang Maha Pemurah?
9. alaa bidzikrillaahi tathmainul quluub.
artinya : (ingatlah bahwa dengan mengingat Alloh hati menjadi tenteram).
(Q. S. Ar Ra’d 28)
10. APABILA INGIN MEMBERSIHKAN HATI BERSIHKANLAH... TEMPAT..
BUSANA... TINDAK TANDUK dan UCAPANMU.
11. APABILA INGIN MENATA HATI TATALAH... SANDAL, TEROMPAH, SEPATUMU DULU.
Dua tulisan tersebut di atas (no. 10 dan 11) diletakkan dalam posisi berjajar atas-bawah. Sebagian orang, setelah membaca kedua tulisan tersebut lalu timbul tanda tanya, “Bagaimana korelasi antara BERSIHNYA TEMPAT, PAKAIAN, dan UCAPAN dengan BERSIHNYA HATI? Juga, bagaimana korelasi antara TERTATANYA SANDAL, TEROMPAH, dan SEPATU dengan TERTATANYA HATI? Padahal, kan sudah jelas kalau tempat, pakaian, ucapan, sandal, terompah, dan sepatu itu semua adalah bersifat indrawi (lahiriyah). Sedangkan, hati memiliki sifat batiniyah?
Dilihat dari kedua kalimat tersebut, asy Syekh memberikan penjelasan bahwa kalau kita ingin memiliki hati yang bersih dan tertata, maka kita juga harus membersihkan dan menata kehidupan lahiriyah kita mulai dari ucapan dan prilaku yang mencerminkan akhlaqul karimah, serta menerapkan pola hidup bersih, rapi, tertib, dan teratur. Semua itu akan bisa terlaksana dengan baik apabila kita memiliki semangat tinggi, dedikasi, integritas, dan komitmen.
Jadi, pada dasamya antara lahiriyah dan batiniyah tidak bisa dipisahkan. Ibarat sebuah roda kendaraan, antara ban dalam dan ban luar adalah sama-sama pentingnya.
Terjemahan bebasnya:
12. HAI. . . MU'MIN MU’MINAH
(orang-orang beriman laki-laki dan perempuan)!
APAKAH GUNANYA SIFAT YANG TERCELA. . . .. KEGEDEAN RASA MERASA BAIK SENDIRI BENAR SENDIRI GAGAH SENDIRI -ANGGUN SENDIRI TIDAK MAU BELAJAR MENGALAH SABAR PASRAH dan MENERIMA APA PUN PEMBERIAN ALLOH!? ASTAGHFIRULLOOHAL ‘ADHIIM. . 3x
OLEH KARENA ITU BERUPAYALAH BERBUDIPEKERTI YANG BENAR dan BAIK
(dibuat oleh asy Syekh pada tahun 1992 dan dipampang di ruang tamu rumah ibu Nyai Masruroh, Kandenan, Boyolangu, Tulungagung).
14. Terjemahan bebasnya:
TINDAK TANDUK, TINGKAH LAKU, DAN UCAPANMU YANG: MENYAKITI HATI, TIDAK SENONOH, TIDAK ENAK DIDENGAR, TIDAK PANTAS, TIDAK SOPAN, BURUK DAN TIDAK BAIK, JUGA TIDAK BENAR. JANGAN SEKALI-KALI DIULANGI LAGI
Ttd Kyai
(tulisan tersebut dipampang di ndalem ibu Nyai Fuatin, Kepatihan, Kota Tulungagung).
Wollohu a'lamu bishowab
DAFTAR PUSAKA :
- Perjalanan Sang Pendekar, Manaqib Syekh Mustaqim bin Husein, Pendiri Pondok PETA, Tulungagung, Purnawan Buchori, Pondok PETA Tulungagung, 2016.
- Manaqib Sang Quthub Agung, Sejarah Kehidupan Syekh Abil Hasan asy Syadzily, Pumawan Buchori, Pondok PETA, Tulungagung, 2005.
- Durrotus Salikin, Pondok PETA, Kauman, Tulungagung.
- Abul Hasan asy Syadzily, Kehidupan, Doa, dan Hizibnya, Dr. Abdul Halim Mahmoud, Mutiara Ilmu, Surabaya, cetakan pertama, 1992.
- Al Quran Dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, Lubuk Agung, Bandung, Juli 1989.
- Banser Berjihad Menumpas PKI, Drs. H. Agus Sunyoto, M.Pd., dkk., Lembaga Kajian dan Pengembangan PW GP Ansor Jawa Timur & Pesulukan Thoriqoh Agung (PETA) Tulungagung, cetakan pertama, Agustus 1996.
- Cahaya Sufi, edisi bulan Maret 2005.
- Almanak Masehi Hijri, K.H. Salamun Ibrahim, Pustaka Progresif, Surabaya, cetakan ke 2, Desember 1995.
- Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, cetakan ke tiga, 1990.
Ucapan terima kasih dari Bapak Purnawan Buchori:
Setulusnya kami haturkan terima kasih kepada :
Syeikhina wa Mursyidina wa Murobby Ruukhina Hadlrotusy Syekh K.H. Charir Sholachudin bin Abdul Djalil, al Maghfurlah Syeikhina Romo K.H. Abdul Djalil bin Mustaqim & ibunda Nyai Hj. Umi Zahro', ayahanda H. Musa Ismail (alm.) & ibunda Hj. Siti Aliyah (almh.), bpk. K.H. Nurul Huda & ibunda Nyai Hj. Siti Mahflyah, ibu Nyai Masruroh, ibu Nyai Marfu'atin, bah H. Abdul Lathif, bpk. Kyai Imam Muslim (alm.) & ibu Nyai Muslim, bpk. K.H. Jamaludin Ahmad, bpk. H. Muhajirin, kang Zein, mas Wahyu Farillah, kang Karim, pak Puh Mukri, mas H. Choirudin, bpk. Drs. H. Agus Sunyoto, M.Pd., pak Ridwan, mas H. Kusnul Tamin, mas Koko Sudarsono, mas Edi Triono, Kang M Abdul Wasik, mas H. Ali Imron, mas Makin, ananda H. Abdur Rohim, mas Zainul Ikhwan, kang Ali Ridlo, bah lson, mas Teno Haditomo, Bahrozal, Rohim, Imam Hambali, serta isteri dan anak-anakku.
Jaza kumullohu khoiron katsiro..( Kaak Pur ).