Syeikh Muhyiddin Ibnul Arobi dalam kitabnya Futuuhatul Makkiyah menjelaskan tentang syarat-syarat orang yang memasuki thoriqoh adalah sebagai berikut:
1). QOSHDUN SHOHIHUN.
(Tujuan yang benar)
Artinya, Orang yang berthoriqat itu harus bertujuan yang benar, yaitu bermaksud melakukan sifat ubudiyah; penghambaan diri kepada Alloh yang Haq dan menunaikan haqqur rububiyyah. Bukan tujuan menghasilkan keramat atau pangkat, dan juga tidak mengharapkan pembagian-pembagian yang bersifat nafsu, seperti dipuji dan sebagainya.
2). SHIDQUN SHORIIHUN.
(Yaitu kesungguhan yang jelas)
Artinya, murid harus membenarkan atau mempunyai kepercayaan bahwa sang guru itu mempunyai sirrul khususiyah yang bisa menyampaikan sang murid kehadhirat ilahiyah.
3). ADABUN MARDLIYYAH.
(Yaitu tatakrama yang diridloi)
Artinya, orang yang masuk thoriqot itu harus melakukan tatakrama yang diridhoi syara' seperti menghormati orang sederajat dan orang yang diatasnya, belas kasih kepada orang yang di bawah, serta insaf, adil, tegas terhadap diri sendiri dan tidak mementingkan diri sendiri.
4). AHWAALUN ZAKIYYATUN.
(Tingkah laku yang bagus)
Artinya, orang memasuki thoriqoh itu tingkah lakunya serta ucapannya sesuai dengan syariat Nabi Muhammad saw.
5). HIFDHUL HURMATI.
(Menjaga kehormatan, kemulyaan)
Artinya, orang memasuki thoriqoh itu harus mengagungkan sang guru baik ketika hadir maupun ghoib, ketika sang guru masih hidup atau sesudah wafatnya dan juga memulyakan ahlul Islam, berusaha membuat mereka tahan akan penderitaan, menyabarkan hati keras mereka, mengagungkan orang yang di atasnya dan belas kasih orang yang di bawahnya.
6). HUSNUL HIDMAT.
(Pelayanan yang baik)
Artinya, orang yang masuk thoriqoh itu harus membaikkan pelayanannya terhadap sang guru dan saudara se-Islam, dan juga membaikkan diri dalam berhidmat kepada Allah swt., melakukan segala perintah dan menjauhi larangan-Nya. Inilah tujuan teragung dalam thoriqoh.
7). ROF'UL HIMMAH.
(Meluhurkan kemauan)
Artinya, orang yang masuk thoriqoh bukan karena mengharap dunia dan akherat, tetapi menginginkan ma'rifat khususiyah pada Allah swt.
8). NUFUUDZUL AZIMAH.
(Melestarikan maksud atau niat)
Artinya, orang masuk thoriqoh itu haruslah melestarikan maksudnya dalam melakukan thoriqoh, sebab hal itu akan menghasilkan ma'rifat khossoh akan Alloh swt.
Adapun maksud melakukan thoriqoh itu adalah melakukan tatakrama lahir dan bathin. Imam Abul Hasan Asy-Syadzili mengatakan: “Ada 4 hal yang menjadi tatakrama ahli thariqat. Karena itu apabila seorang ahli thoriqoh tidak memenuhi empat macam tatakrama ini, jangan dianggap sebagai ahli thoriqoh.
Adapun empat hal tersebut adalah :
- Menjauhi orang-orang yang ahli aniaya.
- Memulyakan ahli akherat.
- Menolong orang yang dalam kemelaratan.
- Melakukan shalat 5 waktu berjama'ah.
Sumber : Kitab : Ad-Durorul Muntatsirah Hadratusy Syaikh Hasyim Asy'ari.