11.4.23

Alloh Tidak Terhijab Oleh Segala Sesuatu

ماحجبك عن الله وجود موجود معه ولكن حجبك عنه توهم موجود معه

Bukan keberadaan benda yg menghijab dirimu dari Allah Ta’ala. Akan tetapi, yg menghijabmu dari-Nya adalah sangkaan adanya wujud selain Allah Ta’ala.”.

   Bukan keberadaan benda yg menghijab dirimu dari Allah Ta’ala. Akan tetapi, yg menghijabmu dari-Nya adalah sangkaan adanya wujud selain Allah Ta’ala.

Segala sesuatu selain Allah Ta’ala itu pada hakikatnya tidak maujud/tidak ada, sebab yg wajib wujud/ada itu hanya Allah Ta’ala, sedang yg lainnya terserah belas kasih Allah Ta’ala, untuk di adakan atau ditiadakan.

Jadi apabila kita tidak bisa melihat/mengenal Allah Ta’ala, itu bukan karena ada perkara/sesuatu yg di adakan Allah Ta’ala yg menghalangi/menghijab kita, akan tetapi yg menghalangi kita dari Allah Ta’ala yaitu adanya prasangka kita bahwa ada sesuatu yg wujud selain Allah Ta’ala.

Syaikh Abdullah asy-Syarqawi mensyarah:

Bukanlah perkara² duniawi dan ukhrawi yg menghijab kita dari Allah Ta’ala karena tak ada wujud pada sesuatu selain wujud-Nya. Akan tetapi, yg menghijab kita dari-Nya adalah anggapan kita bahwa sesuatu selain-Nya memiliki wujud, padahal menurut orang² ‘Arif, aslinya sesuatu itu tidak berwujud. Wujud segala sesuatu laksana bayangan pepohonan di atas air. Ia tidak dapat menghalangi perjalanan perahu di air tersebut. Dengan demikian, tak ada hijab antara diri kita dengan Allah, kecuali sangkaan kita bahwa ada wujud lain selain Allah Ta’ala.

Seperti seorang lelaki yg ingin buang air kecil di dekat sebuah gua, ketika ia mendengar suara deru angin dari mulut gua itu, ia menyangkanya suara auman singa. Hal itu menghalanginya untuk buang air. Namun, ketika ia tidak mendapati seekor pun singa di sana, ia akhirnya memberanikan diri untuk menunaikan hajatnya. Tentu saja singa bukan sesuatu yg menghalanginya buang air, melainkan sangkaannya tentang wujud seekor singa di sana.

لولاظهوره في المكونات ماوقع عليها وجود ابصار، لوظهرت صفاته اضمحلّـت مكوّناته

Andaikan Allah Ta’ala tidak tampak di alam, tidak akan ada pandangan yg tertuju pada-Nya. Andaikan sifat²Nya terlihat, pasti alam menjadi lenyap.

Yakni dhahirnya Allah Ta’ala kepada kita itu dari belakang tabir berupa semua makhluk, ini yg menjadikan dhahirnya semua makhluk, dan menjadi sebab kita bisa melihat wujudnya makhluk, seperti juga dhahirnya sinar matahari yg ada di kaca cermin.

Seumpama Allah Ta’ala tidak dhahir di belakang tabir makhluk artinya Allah Ta’ala dhahir dengan sifat Dzat-Nya secara langsung, maka semua makhluk akan hancur.

Syaikh Abdullah asy-Syarqawi mensyarah:

Sekiranya bukan karena penampakan Allah Ta’ala di alam wujud, tidak akan ada pandangan yg tertuju pada-Nya. Jika tidak ada, tentu pandangan itu tidak akan pernah melihat wujud-Nya.

Wujud alam semesta itu tak lain hanya pinjaman Allah Ta’ala semata. Penampakan Yang Maha Haqq di dalamnya seumpama pantulan matahari di dalam lentera kaca karena pada hakikatnya, alam semesta ini tidak ada dan tak berwujud, sebagaimana telah dijelaskan.

Penampakan Allah Ta’ala kepada kita dari balik hijab alam semesta itulah yg membuat alam semesta berwujud dan semua pandangan tertuju padanya. Tanpa ada penampakan Allah di alam semesta ini, niscaya semua alam lenyap dan musnah, serta tak satu pun pandangan yg melihatnya.

Allah Ta’ala berfirman:

وَلَمَّا جَآءَ مُوسٰى لِمِيقٰتِنَا وَكَلَّمَهُۥ رَبُّهُۥ قَالَ رَبِّ أَرِنِىٓ أَنْظُرْ إِلَيْكَ ۚ قَالَ لَنْ تَرٰىنِى وَلٰكِنِ انْظُرْ إِلَى الْجَبَلِ فَإِنِ اسْتَقَرَّ مَكَانَهُۥ فَسَوْفَ تَرٰىنِى ۚ فَلَمَّا تَجَلّٰى رَبُّهُۥ لِلْجَبَلِ جَعَلَهُۥ دَكًّا وَخَرَّ مُوسٰى صَعِقًا ۚ فَلَمَّآ أَفَاقَ قَالَ سُبْحٰنَكَ تُبْتُ إِلَيْكَ وَأَنَا۠ أَوَّلُ الْمُؤْمِنِينَ

“Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yg telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: “Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau.” Tuhan berfirman: “Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku”. Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: “Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yg pertama-tama beriman.” (QS. Al-A’raf [7]: 143)

Ayat ini menyatakan bahwa sekiranya sifat²Nya terlihat, seluruh alam semesta akan luluh lantak, bahkan tak akan ada wujud di sana dan tak ada yg melihatnya. Sebagaimana dalam hadits “Hijab-Nya adalah cahaya.” Dalam riwayat lain, “Hijab-Nya adalah api.” Sekiranya hijab itu terbuka, Allah Ta’ala akan membakar semua yg ada. Wallaahu a’lam