Cahaya Yang Masuk Ke Dalam Hati
أَنْوَارٌ أُذِنَ لَهَا فِي الْوُصُوْلِ، وَأَنْوَارٌ أُذِنَ لَهَا فِي الدُّخُوْلِ
“Ada cahaya yg hanya diperkenankan sampai ke lahiriah qalbu dan ada cahaya yg diperkenankan untuk masuk ke dalamnya.”
Ada kalanya Nur itu hanya sampai di hati (luar hati), tidak masuk ke dalam hati, mereka bisa melihat Allah Ta’ala dan melihat dirinya, melihat dunia dan akhiratnya, masih cinta dunia dan cinta Akhiratnya, masih bersama dirinya dan bersama Allah Ta’ala. Apabila Nur itu sudah masuk ke dalam hatinya, dalam pandangannya hanya ada Allah Ta’ala, sehingga tidak ada yg dicinta, diharap, dan disembah melainkan Allah Ta’ala semata-mata.
Syarah Syaikh Abdullah asy-Syarqawi:
Cahaya makrifat yg diperbolehkan masuk ke dalam hati terbagi ke dalam dua kategori. Ada cahaya yg diperkenankan sampai ke lahir qalbu saja dan ada cahaya yg diperkenankan masuk sampai ke lubuknya. Cahaya yg hanya sampai ke lahir qalbu mendorong qalbu untuk melihat Tuhannya, dunia, dan akhiratnya. Oleh sebab itu, terkadang ia bersama Tuhannya, terkadang mencintai akhiratnya, dan sesekali mencintai dunianya. Akan tetapi, cahaya yg masuk ke dalam lubuk hati akan membuat hati itu tertutup dari segala sesuatu, kecuali wujud Allah Ta’ala. Dengan cahaya itu, hati tidak akan mencintai selain-Nya dan tidak akan menyembah kecuali kepada-Nya.
Seorang ‘arif berkata, “Jika iman hanya ada di bagian luar qalbu, hamba akan mencintai dunia dan akhiratnya. Ia akan sesekali bersama Tuhannya dan sesekali bersama dirinya sendiri. Akan tetapi, jika iman masuk ke dalam batin qalbunya, hamba akan membenci dunianya dan meninggalkan hawa nafsunya.”
رُبَّمَا وَرَدَتْ عَلَيْكَ الْأَنْوَارُ فَوَجَدَتِ الْقَلْبَ مَحْشُوًّا بِصُوْرِ الْآثَارِ، فَارْتَحَلَتْ مِنْ حَيْثُ نَزَلَتْ. فَرِّغْ قَلْبَكَ مِنَ الْأَغْيَارِ يَمْلَأْهُ بِالْمَعَارِفِ وَالْأَسْرَارِ
“Adakalanya cahaya mendatangimu, namun qalbumu dipenuhi gambaran makhluk sehingga cahaya² itu kembali ke tempat semula. Kosongkan qalbumu dari segala sesuatu selain Allah, niscaya Dia akan mengisinya dengan sejumlah makrifat dan rahasia/asror.”
Sebagaimana keterangan hikmah sebelumnya yaitu, nur yg di izinkan hanya sampai ke hati, dan tidak bisa masuk ke dalam hati, dilanjutkan dengan keterangan hikmah ini bahwa nur Ilahi (makrifat) itu datang ke hati hamba, tapi berhubung dalam hati itu penuh dengan gambaran makhluk dan kotor sebab dosa dan maksiat, maka nur tersebut tidak bisa masuk ke hati karena sudah tidak ada tempat lagi. Keterangan hikmah ini sudah diterangkan pada hikmah terdahulu, yaitu: Bagaimana hati bisa terang, sedang gambar² dunia/makhluk masih melekat dalam cermin hati.
Maka supaya Nur Ilahi bisa di izinkan masuk dan menetap ke dalam hati dan ilmu makrifat dan asror bisa bercahaya dalam hati, haruslah mengkosongkan hati dari keduniaan dan segala sesuatu selain Allah Ta’ala (makhluk).
Bila cermin hati itu bersih dari kotoran dan gambar² dunia, maka Nur/cahaya Ilahi itu bisa ditangkap oleh cermin itu.
Syarah Syaikh Abdullah asy-Syarqawi:
Adakalanya cahaya atau ilmu dan makrifat Ilahi datang kepadamu, tetapi karena qalbumu penuh dengan gambaran kemakhlukan dan kebendaan, berupa harta, jabatan, anak, dan sebagainya, akhirnya cahaya itu pun pergi lagi dari qalbu. Cahaya itu suci dan jernih. Ia tidak akan menempati qalbu yg kotor dengan kebendaan.
Kosongkan hatimu dari kemakhlukan atau dari sikap bergantung kepada selain Tuhanmu. Hapuslah bayang² kebendaan dari hatimu, misalnya dengan tidak menuju kepada selain Tuhanmu sehingga kau tidak lagi merindukan apa pun, kecuali Dia dan tidak bergantung kecuali kepada-Nya. Jika demikian, niscaya Allah Ta’ala akan mengisi hatimu dengan makrifat dan rahasia Ilahi.
Allah Ta’ala berfirman:
وَالَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَاۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِيْنَ
“Dan orang² yg berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar² akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan² Kami. Dan sesungguhnya Allah benar² beserta orang² yg berbuat baik.” (QS. Al-Ankabut [29]: 69)
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa hati tidak akan bersinar selama bayangan makhluk dan alam semesta masih terpampang di cerminnya. Oleh karena itu, kosongkan hatimu dari bayang² makhluk dan kebendaan agar ia tetap bersih sehingga cahaya yg berupa makrifat dan rahasia Ilahi akan hinggap dengan mudah di sana.
لَاتَسْتَبْطِئْ مِنْهُ النَّوَالَ وَلَكِنِ اسْتَبْطِئْ مِنْ نَفْسِكَ وُجُوْدِ الْإِقْبَالِ
“Jangan salahkan lambatnya kedatangan karunia Allah. Namun, salahkanlah dirimu yg lambat menghadap kepada-Nya.”
Janganlah menganggap Allah Ta’ala memperlambat pemberian-Nya kepadamu, tidak segera mengabulkan doa dan hajat²mu, tapi rasakan lambatnya dirimu dalam menghadap kepada Allah Ta’ala.
Syaikh Ma’ruf Al-Karkhi ra. berkata: “Mencari/berharap masuk surga tanpa amal (kebaikan), itu dosa dari beberapa dosa, mengharap syafa’at (pertolongan) tanpa melalui sebab, itu bagian dari ghurur (mengada-ada), dan mengharap rahmat tanpa ketaatan itu perbuatan bodoh dan sia².”
Syarah Syaikh Abdullah asy-Syarqawi:
Jangan salahkan lambatnya kedatangan karunia Allah berupa makrifat dan rahasia Ilahi kepadamu. Akan tetapi, salahkanlah dirimu yg lambat dalam mendatangi dan menghadap kepada-Nya dengan menghapus semua bayangan kebendaan dari cermin hatimu melalui perjuangan dan olah batin (riyadhah). Wallaahu a’lam