23.11.22

Alam Terang Karena Nur Ilahi

١٤ - الْكَوْنُ كُلُّهُ ظُلْمَةٌ وَاِنّمَا اَناَرَهُ ظُهُوْرُ الْحَقِّ فِيْهِ فَمَنْ رَأَى الْكَوْنَ وَلَمْ يَشْهَدْهُ فِيهِ اَوْعِنْدَهُ اَوْقَبْلَهُ أَوْبَعْدَهُ فَقَدْ اَعْوَزَهُ وُجُوْدُ الْأَنْوَرِ وَحُجِبَتْ عَنْهُ شُمُوْسُ الْمَعَارِفِ بِسُحُبِ الاَثَارِ

14. "Alam itu semuanya dalam kegelapan, sedangkan yang meneranginya, hanya karena dhohirnya Al-haq [Alloh] padanya, maka barangsiapa yang melihat alam, lantas tidak melihat Alloh di dalamnya, atau didekatnya, atau sebelumnya, atau sesudahnya, maka sungguh ia telah disilaukan oleh nur [cahaya], dan tertutup baginya surya [nur-cahaya] ma'rifat oleh tebalnya benda-benda alam ini."

Alam semesta yang mulanya tidak ada dan memang gelap, sedang yang menampakkannya sehingga berupa kenyataan, hanya kekuasaan Alloh padanya, karena itu barangsiapa yang melihat sesuatu benda alam ini, lantas tidak terlihat olehnya kebesaran dan kekuasaan Alloh yang ada pada benda itu, sebelum atau sesudahnya, berarti ia telah disilaukan oleh cahaya. Bagaikan ia melihat cahaya yang terang benderang, lalu ia mengira tidak ada bola yang menimbulkan cahaya itu. Maka semua seisi alam ini bagaikan cahaya, sedang yang hakiki [sebenarnya] terlihat itu semata-mata kekuasaan dzat Alloh subhanahu wata'ala.

Arti melihat Alloh didalam AL-KAUN (alam) yaitu: Segala sesuatu yang ada ini berjalan menurut hukum Alloh, jadi hatinya hamba ketika melihat alam, langsung dia tahu Alloh yang membuat. ALLOHU KHOOLIQU KULLI SYAI’ (Alloh-lah yang menciptakan segala sesuatu). Tidak melihat sebab-musababnya.

Melihat Alloh didekat AL-KAUN (alam) yaitu: Sadar kalau Alloh-lah yang mengurusi dan mengatur semuanya sesuai dengan kehendakNya, dengan kesadaran yang seperti ini hati akan terdorong untuk selalu muroqobah dengan rasa syukur dan selalu berusaha melaksanakan kewajiban dari Alloh, dan akhirnya akan hilang kesenangan-kesenangan nafsu.

Melihat Alloh sebelum AL-KAUN (alam) sebelum sesuatu diwujudkan yaitu: Melihat kita melakukan sesuatu yang di inginkan itu tidak akan terjadi tanpa dikehendaki oleh Alloh. Dengan kesadaran seperti ini hati bisa bertawakkal (menyerahkan semua pada Alloh atas apa yang di inginkan.karena yaqin semua yang wujud itu pasti Alloh yang mewujudkan).

Melihat Alloh sesudah AL-KAUN (alam) yaitu: Sebab melihat Alloh hamba tidak merasa kalau dia melakukan sesuatu/amal, karena sadar bahwa Alloh-lah yang menjadikan amal itu.

Syarah Syaikh Abdullah asy-Syarqawi:
Di mata para ahli syuhud (orang yg menyaksikan kehadiran Allah Ta’ala dalam segala sesuatu), dunia ini tidak berwujud. Yg membuat dunia ini nampak hanyalah wujud Allah Ta’ala semata, persis seperti pancaran sinar matahari yg masuk ke dalam sebuah lentera berkaca. Tak ada wujud, kecuali wujud Yang Maha Benar. Dengan kemunculan Allah Ta’ala pada segala sesuatu, semuanya menjadi ada, sesuai dengan tabiatnya masing². Aslinya, mereka tidak berwujud dengan sendirinya.

Jika demikian, barang siapa yg melihat alam semesta ini tanpa merasakan kehadiran Allah Ta’ala di sana, berarti ia telah kehilangan nur Ilahi (cahaya Allah Ta’ala) yg membuatnya mendapat musyahadah. Di samping itu, ia juga tidak mungkin akan mendapat makrifat karena ia telah disilaukan oleh semesta ini.

Di sini Syaikh Ibnu Atha’illah menyinggung tentang bermacam-macam tingkatan ahli syuhud dalam memandang Allah Ta’ala. Di antara mereka ada yg menyaksikan Sang Pencipta terlebih dahulu sebelum menyaksikan ciptaan-Nya. Jika pandangannya jatuh pada suatu benda, ia akan menyaksikan keberadaan Yang Maha Benar dan bahwa hanya Dia yg menggerakkan dan mendiamkannya. Itu terjadi sebelum di benaknya terbersit apakah benda itu manusia ataukah domba, tinggi ataukah pendek, dan sebagainya.

Ada juga yg menyaksikan Tuhan setelah tahu bahwa benda yg disaksikannya itu adalah binatang. Ada yg menyaksikan Tuhan tepat di saat ia menyaksikan sebuah benda. Ada pula yg menyaksikan Tuhan pada benda itu.

Hikmah ini teramat sulit untuk dijabarkan karena semua pengalaman di atas tidak bisa diungkapkan melalui ucapan atau tulisan, namun hanya bisa dirasakan. Orang yg mengalami syuhud  akan kehilangan kata² untuk menjelaskannya. Wallaahu a’lam