Hal-Hal yang Tidak di Sukai Asy-Syeikh
Ada beberapa prilaku murid asy Syekh tidak beliau sukai, di antaranya adalah:
1. Bakhil (pelit, kikir).
Menurut ibu Nyai Hj. Mahfiyah, adik kandung asy Syekh, salah satu kesamaan asy Syekh dengan ayahanda beliau yaitu beliau berdua sangat tidak suka kepada orang yang memiliki sifat pelit (Jawa, cethil). Kata beliau, “Pak Djalil itu kalau melihat orang pelit, wajahnya langsung berubah muram durja. Kata pak Djalil," Aku lebih baik jagongan dengan perampok dari pada bertemu dengan orang yang bakhil’. Hal itu persis dengan bapak (Syekh Mustaqim).”
Beliau berdua akan langsung mendoakan orang-orang yang dermawan. Asy Syekh maupun mbah Mustaqim akan mendoakan mudah-mudahan harta dan keturunan mereka diberkahi Alloh Ta’ala. Selain itu, asy Syekh juga mengatakan bahwa seseorang akan sulit mencapai Alloh Ta’ala manakala dia terlalu sayang terhadap dunia.
2. Berdahi hitam.
Asy Syekh tidak menyukai murid-murid beliau yang berdahi hitam. Beliau mengatakan bahwa yang dimaksud ayat ‘siimaahum fii wujuuhihim min atsaaris sujuud' tidak seperti itu. Kata asy Syekh, “Lha kalau kepingin dahinya hitam, ya digosok saja dahinya pakai batu bata. ”
Selain itu, beliau juga tidak berkenan melihat murid beliau yang kemana-mana berkalungkan tasbih. Beliau mempertanyakan, “Lha itu apa tasbih? Tasbih itu kan ‘subhanalloh’? Kalau itu kan butiran-butiran kayu atau kaca yang dirangkai” (Jawa, dironce-ronce).
Asy Syekh juga tidak senang melihat murid-murid beliau kalau berdo ’a tangannya hanya dipangkuan saja. Asy Syekh mencontohkan, beliau kalau berdo'a tangannya selalu di angkat tinggi-tinggi.
4. Egois atau hanya mementingkan diri sendiri.
Asy Syekh tidak suka kalau ada murid beliau yang suka mementingkan dirinya sendiri alias tidak memiliki kepedulian sosial terhadap orang lain.
5. Hidup semaunya sendiri.
Asy Syekh sering mengingatkan agar santri-santri beliau selalu hidup bersih, teratur, tertib, rapi, dan disiplin. Oleh karena itu beliau sangat tidak menyukai para santri beliau memiliki kebiasaan jorok (Jawa,koproh), tidak rapi (Jawa, ngloprot), dan semaunya sendiri (Jawa, sak karepe dewe).