20.11.22

Karomah Syekh Abil Hasan Asy-Syadziliy.

 Karomah atau kemuliaan yang dikaruniakan Alloh kepada asy Syekh sangatlah banyak sekali, sehingga tidak ada yang sanggup menghitungnya, kecuali hanya Alloh jualah yang mengetahuinya. Namun, dari sekian banyak karomah yang dianugerahkan kepada beliau, bisa dibagi menjadi dua bagian. Pertama, karomah yang berhubungan langsung dengan asy Syekh pribadi. Kedua, karomah yang Alloh karuniakan untuk thoriqot dan murid-murid beliau.

1. KAROMAH YANG BERHUBUNGAN LANGSUNG DENGAN ASY SYEKH PRIBADI 

Semua ulama yang sezaman dengan kehidupan asy Syekh sepakat berpendapat bahwa karomah teragung yang dikaruniakan Alloh kepada asy Syekh pribadi adalah keistiqomahan (konsistensi) beliau dalam berkhidmat dan kecintaan beliau kepada Alloh SWT. Di samping itu, karunia terindah lainnya adalah berupa akhlaqul karimah.

Karunia berbudi pekerti mulia ini sudah beliau miliki sejak masih usia anak-anak. Hal ini terbukti dengan peristiwa ketika asy Syekh memberi makan kepada penduduk Tunis yang tengah mengalami kelaparan pada saat paceklik. Saat itu beliau masih berumur 6 tahun.

Juga, ketika beliau akan berguru kepada asy Syekh Abdus Salam bin Masyisy. Di bawah gua tempat khalwat asy Syekh Abdus Salam, beliau memerlukan untuk mandi sebagai penghormatan dan kerendahdirian yang ditujukan kepada calon guru beliau, kendati pada saat itu beliau sebenarnya juga seorang yang berkedudukan sebagai waliyulloh agung. Hal ini merupakan gambaran akhlaq beliau terhadap guru dan ilmu.

Selain itu, karomah-karomah beliau antara lain :
  1. Beliau sudah dinyatakan sebagai Wali Agung sejak berumur 6 tahun. 
  2. Bercakap-cakap dengan para malaikat di hadapan para sahabat dan murid beliau. 
  3. Tidak pernah terlepas sekejap pun memandang Rosululloh SAW selama kurun waktu 40 tahun. Berkenaan dengan hal ini, Syekh Abul Abbas al Mursi meriwayatkan bahwa asy Syekh pernah berkata, “Selama 40 tahun aku tidak pernah terhalang dari melihat Rosululloh SAW. Dan seandainya aku terhalang sekejap mata saja, niscaya aku tidak akan termasuk dalam golongan orang-orang Islam.” 
  4. Orang Islam yang meninggal dunia bersamaan dengan hari wafatnya asy Syekh akan memperoleh pengampunan segala dosanya dariAlloh SWT. 
  5. Orang yang memandang wajah beliau dengan penuh rasa cinta akan dihindarkan dari celaka dan akan mendapatkan kebahagiaan. 
  6. Semua doa-doa beliau mendapatkan ijabah dari Alloh SWT.
Asy Syekh pernah mengatakan, kelak akan muncul di negeri Mesir seorang laki-laki yang terkenal bernama Muhammad al Hanafi. Dia adalah seorang anak yatim dan faqir, memiliki tahi lalat di pipi kanannya, berkulit putih kemerah merahan, dan dia akan menjadi khalifah penggantiku yang ke lima. Dia akan masyhur pada zamannya dan memiliki kedudukan yang amat luhur.”

Dan memang benar kenyataannya. Pada akhir abad VIII H, atau sekitar 130 tahun setelah asy Syekh wafat, lahirlah di Mesir seorang pria agung seperti yang asy Syekh katakan, yaitu Syekh Syamsuddin Muhammad al Hanafi, qaddasallohu sirrohu. Pada masa hidupnya, Syekh Syamsuddin Muhammad al Hanafi adalah orang yang amat terkenal di Mesir, terutama akan kemuliaan akhlaqnya, kealimannya, kewira'ian, kezuhudan, maqam/kedudukan, serta karomah
dan kemustajaban doanya. Beliau wafat tahun 847 H.

Makamnya masyhur hingga kini dan banyak diziarahi orang
yang datang dari seluruh penjuru dunia.

Beliau menerima baiat thoriqot Syadziliyah dari Syekh Nashiruddin ibnul Milaq, yang menerima dari Syekh Syihabuddin ibnul Milaq (w. 749 H./ 1348 M.), dari Syekh Yaquut al 'Arsyi, dari Syekh Abul Abbas al Mursi, dari Syekh Abul Hasan asy Syadzily, rodliyallohu 'anhum wa amaddanaa bimadadihim, amiin.

Menurut Syekh Abdullah asy Syathibi, rohimahulloh, dalam mimpinya, Rosululloh SAW telah mengizinkan orang-orang yang berdoa dengan bertawassul kepada Syekh Abul Hasan asy Syadzily. .

Sejak mulai berumur baligh sampai akhir hayatnya, beliau setiap tahunnya tidak pernah terlewatkan mendapati turunnya Lailatul Qadar. Oleh karena itu, pada suatu ketika beliau pernah mengatakan, bahwa apabila permulaan bulan Ramadhan jatuh pada hari :
  • Ahad, maka Lailatul Qodar akan turun pada tanggal 29. 
  • Senin, maka Lailatul Qodar akan turun pada tanggal 21 . 
  • Selasa, maka Lailatul Qodar akan turun pada tanggal 27. 
  • Rabu, maka Lailatul Qodar akan turun pada tanggal 19. 
  • Kamis, maka Lailatul Qodar akan turun pada tanggal 25. 
  • Jum'at, maka Lailatul Qodar akan turun pada tanggal 17. 
  • Sabtu, maka Lailatul Qodar akan turun pada tanggal 23. 
Diceritakan oleh asy Syekh al Quthub Abul Abbas al Mursi, “Pada hari Jumat, malam ke dua puluh tujuh bulan Romadhon, ketika itu asy Syekh bersama aku, memasuki Masjid Agung negeri al Qoirowan. Ketika memasuki masjid, asy Syekh mengenakan pakaian ihrom. Sedangkan, aku menyaksikan para wali yang ada di dalam masjid itu saling berjejal menghampiri beliau, bagai lebah mengerumuni madu.” “Pada keesokan harinya,” lanjut asy Syekh al Mursi, “Tatkala kami keluar dari masjid itu, asy Syekh mengatakan ' kepadaku, 'Wahai Abul Abbas, tadi malam adalah Malam Agung, dan itulah malam Lailatul Qodar. Aku telah berjumpa Rosululloh SAW, dan beliau mengatakan kepadaku, “Wahai Ali, sucikanlah pakaianmu dari kotoran-kotoran, niscaya engkau akan memperoleh pertolongan Alloh SWT. Suatu pertolongan yang datang pada setiap hembusan nafasmu. Kemudian ditanyakan oleh asy Syekh kepada Rosululloh SAW, “Wahai Penghuluku, pakaian apakah gerangan itu?” Rosululloh pun menjawab dengan sabdanya, “Wahai Ali, Alloh akan menganugerahi engkau dengan lima macam pakaian,yaitu:
  1. Pakaian Mahabbah atau busana kecintaan, yaitu 'Barang siapa mencintai Alloh, maka akan ringanlah segala sesuatu.' 
  2. Pakaian Ma' rifah atau busana pengenalan, yaitu 'Barang siapa mengenal Alloh, maka akan nampak kecillah segala sesuatu di hadapannya.' 
  3. Pakaian Tauhid atau busana peng-esaan, yaitu 'Barang siapa mengesakan Alloh, maka tidak akan menyekutukan padaNya dengan sesuatu.' 
  4. Pakaian Iman atau busana kepercayaan, yaitu 'Barang siapa yang beriman kepada Alloh, niscaya akan merasa aman dari segala sesuatu.' 
  5. Pakaian Islam atau busana penyerahan, yaitu 'Barang siapa yang menyerahkan diri kepada Alloh, maka akan berkuranglah maksiat dirinya. Bila tergelincir ke dalam maksiat, dia akan mengajukan 'udzur kepadaNya. Dan apabila dia mengajukan 'udzur, niscaya diterimalah 'udzurnya.'” 
Berkaitan dengan peristiwa itu, asy Syekh Abul Abbas al Marsi pun berkomentar, ”Ketika itu barulah aku memahami arti firman Alloh SWT: “Dan pakaianmu hendaklah kamu
bersihkan! ” (Qur' an, surat al Mudats-tsir 74: 4).”

2. KAROMAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN MURID DAN THORIQOT BELIAU 

Dikatakan oleh asy Syekh, bahwa pada suatu ketika Alloh SWT telah memperlihatkan kepada beliau catatan atau daftar murid-murid thoriqot Syadziliyah, sejak Syadziliyah yang hidup di akhir zaman. Sedangkan, lebar catatan tersebut seluas mata memandang, dan kesemuanya itu dinyatakan telah  dibebaskan dari siksa api neraka. Syekh Abul Abbas al Mursi pada suatu hari mengatakan, “Apabila suatu ketika Alloh berkehendak menurunkan bala' kepada suatu kaum, maka murid-murid thoriqot Syadziliyah akan dikaruniai keselamatan dan dihindarkan dari bala' tersebut,  lantaran karomah Syekh Abil Hasan.”

Selain itu, dikatakan oleh Syekh Syamsuddin Muhammad al Hanafi, rodliyallohu 'anh, bahwa asy Syekh Abil Hasan asy Syadzily telah dikarunia kelebihan oleh Alloh S WT tiga hal istimewa yang belum pernah dicapai oleh orang-orang sebelumnya dan oleh orang-orang sesudahnya. Tiga hal itu, ialah :
  1. Murid-mun'd thoriqot Syadziliyah sudah ditentukan dan dipilih langsung dan' laukh makhfudh sejak zaman 'azali.
  2. Murid-murid thoriqot Syadziliyah apabila suatu saat mengalami majdzub, maka hal itu hanya sebentar saja, dan setelah itu akan segera kembali pulih seperti sediakala. 
  3. Para waliyulloh sesudah Syekh Abul Hasan sebagian besar diambilkan dan' 'keluarga besar' thoriqot Syadziliyah.
Dikatakan oleh Syekh Makinuddin al Asmar, “Para guru thoriqot, pada umumnya, apabila menghantarkan murid muridnya menuju ke hadirat Alloh SWT hanya sampai di depan pintu-Nya. Sedangkan, asy Syekh Abil Hasan asy Syadzily menghantarkan para muridnya sampai benar-benar di hadapan Alloh Azza wa Jalla.”

Guru besar thoriqot Syadziliyah, asy Syekh al Maghfurlah Romo KH. Abdul Djalil Mustaqim pernah pula mengatakan,
" Orang-orang Syadziliyah sewaktu dia meninggal dunia, maka insya Alloh dia akan meninggal dalam keadaan khusnul khotimah.

Diambil dari buku
“MANAQIB SANG QUTHUB AGUNG”
(SULTHONUL AULIYA' SYEKH ABUL HASAN ASY-SYADZILIY)
Penulis  : H. Purnawan Buchori ( Kaak Pur )
Penerbit : Pondok PETA Tulungagung.