26.11.22

Mak Dhe Aji Seorang Polyglot.

Mak Dhe Aji Seorang Polyglot

  Mak De Aji adalah murid Syekh Mustaqim angkatan pertama. Diperkirakan beliau menjadi murid Syekh Mustaqim sejak awal dekade 1930. Rumah beliau masih terhitung bertetangga dengan Pondok PETA. Beliau dikaruniai Alloh SWT kelebihan bisa berkomunikasi dengan multi bahasa (polyglot). Bahkan, lebih dari itu, beliau tidak hanya mampu berkomunikasi dengan manusia saja, tetapi juga bisa berkomunikasi dengan binatang.

Ketika berkomunikasi dengan sesama manusia, beliau dalam berdialog tergantung dengan bahasa yang dipakai lawan bicaranya. Apabila lawan bicara beliau berbahasa Jerman, maka beliau pun akan melayani dengan bahasa Jerman pula. Pendek kata, beliau diberi kemampuan bisa berkomunikasi dengan bahasa apa saja di muka bumi ini. Sementara itu, dalam berkomunikasi dengan binatang, beliau mampu berkomunikasi atau berdialog dengan semua jenis binatang.

Pernah pada suatu pagi hari yang sejuk di zaman penjajahan Belanda, ada seorang meneer (tuan) Belanda yang sedang berjalan-jalan menyusuri jalan di kota Tulungagung sembari menghirup segamya udara pagi. Ketika itu, seperti biasanya, si meneer tidak lupa mengajak serta pengawal pribadinya berupa seekor anjing herder yang lumayan besar. Anjing itu diberi tali di lehernya dan dituntun mengikuti langkah tuannya.

Kebetulan, di pagi hari itu, Mak De Aji juga sedang berjalan-jalan. Ketika berjalan beriringan dengan si meneer, beliau yang saat itu berada di belakangnya, lalu beliau mengajak 'ngobrol' si herder. Beliau mengatakan kepa' da si herder, kurang lebih begini, "Hey, kenapa kamu mau jadi kacungnya wong Londo (orang Belanda) itu. Apa kamu tidak tahu kalau tuanmu itu orang jahat? Dia itu menjajah bangsa saya. Mengangkuti hasil-hasil bumi negeri kami dibawa ke negaranya. Itu pun, sudah tidak terhitung jumlahnya bangsa kami dianiaya dan dibunuh teman-teman tuanmu itu. Bisa jadi, nanti di suatu saat, giliranmu yang akan dibunuhnya. Oleh karena itu, mumpung belum terjadi, sebaiknya tuanmu itu sekarang kamu gigit saja."

Demi mendengar 'provokasi' Mak De Aji itu, si herder spontan mengamuk. Si meneer pun kemudian digonggonginya. Orang Belanda itu terkejut bukan main. Dia heran bukan kepalang kenapa si herder kesayangannya yang selama ini selalu menurut koq ini tiba-tiba menjadi liar dan brutal. Dengan berbagai cara si meneer berusaha menjinakkan pengawal setianya itu. Namun, semakin dijinakkan, si herder malah semakin 'panas'. Maka, kemudian si meneer pun memilih untuk menyelamatkan diri dengan berlari terbiritbirit. Dan, si herder pun lalu mengejar tuannya itu sambil terus menggonggong.