Perbedaan Orang Bodoh dan Orang 'Arif
إِنَّمَا جَعَلَهَا مَحَلًّا لِلْأَغْيَارِ وَمَعْدِنًا لِلْأَكْدَارِ تَزْهِيْدًا لَكَ فِيْهَا
“Allah sengaja menjadikan dunia sebagai tempat perubahan dan sumber kekeruhan agar kau tidak terpaut dengannya.”
Rasulullah Saw. bersabda: “Jauhkan dirimu dari tipuan dunia, niscaya Allah suka/kasih kepadamu. Dan jauhkan dirimu dari hak² orang, niscaya disukai orang.”
Sayyidina Ali kw. menulis surat kepada Sayyidina Salman al-Farisi ra.: “Sesungguhnya dunia ini bagaikan ular licin pegangannya, namun membunuh bisanya (racunnya), karena itu abaikanlah (berpalinglah) daripadanya, dan dari apa yg mengagumkan engkau, karena sedikitnya yg dapat engkau bawa sebagai bekal, dan jangan risau terhadapnya karena engkau yakin akan berpisah padanya, dan letakkan kesenanganmu dalam kewaspadaanmu terhadap apa² yg ada di dalamnya, sebab orang di dunia apabila ia mulai senang, maka langsung dibawa ke jurang bahaya dan binasa.”
Seorang hakim berkata: “Dunia ini bagaikan impian orang tidur, kesenangannya bagaikan bayangan awan, kejadian² bagaikan anak panah yg mengenai sasarannya, sedang syahwat²nya bagaikan sesuatu yg beracun yg godaannya bagaikan gelombang yg besar.”
Syarah Syaikh Abdullah asy-Syarqawi:
Allah Ta’ala menjadikan dunia sebagai tempat perubahan berbagai keadaan, seperti penyakit, ujian dan petaka, serta membuatnya sebagai sumber kekeruhan, agar kau menjauhinya. Hal itu dikarenakan, hal yg mendorong keinginanmu di dunia tak lain adalah apa yg kau duga dapat mewujudkan tujuan dan keinginanmu di sana tanpa penderitaan atau kepahitan, padahal itu tidak akan terjadi.
Oleh karena itu, yg patut bagimu adalah kau harus berzuhud dan meninggalkan dunia karena akibat perkaranya adalah kefana’an dan kemusnahan. Terkadang pula ia dapat menyibukkanmu dari mengingat Allah Ta’ala. Perlu diketahui juga bahwa zuhud dari dunia ini tidak serta-merta terjadi dengan nasehat dan peringatan para da’i saja, tetapi juga dengan musibah dan ujian di dalamnya.
عَلِمَ أَنَّكَ لَاتَقْبَلُ النُّصْحَ الْمُجَرَّدَ، فَذَوَّقَكَ مِنْ ذَوَاقِهَا، مَا يُسَهِّلُ عَلَيْكَ وُجُوْدُ فِرَاقِهَا
“Allah mengetahui bahwa kau sulit menerima nasihat begitu saja. Oleh karena itu, Dia membuatmu bisa merasakan pahitnya musibah agar kau mudah meninggalkan dunia.”
Sebab manusia bila menderita ujian² dari Allah Ta’ala yg berupa bala’, maka ia tidak senang dunia, lalu ingin mati, ingin berpisah dari dunia yg fana ini. Bala’ yg biasa di ujikan Allah Ta’ala ialah kemiskinan, penyakit, kelaparan, ketakutan, kehilangan harta, kematian dan lain²nya yg menimbulkan kecemasan manusia dan tiada ketenangan hidup.
Syarah Syaikh Abdullah asy-Syarqawi:
Allah Ta’ala mengetahui bahwa kau sulit menerima nasihat baik tanpa terlebih dahulu diberi penyakit, petaka, dan ujian. Hal itu dikarenakan, yg bisa menerima nasihat baik hanyalah orang² yg tidak dikuasai oleh rasa cinta terhadap dunia dan kenikmatannya yg fana. Sementara itu, bagi orang yg amat suka terhadap dunia dan kenikmatannya, nasihat baik semata tidak cukup untuk menyadarkannya dan menerima hidayah. Ia harus diberi tambahan peringatan berupa ujian, petaka, dan penyakit.
Oleh karena itu, Allah Ta’ala membuatmu merasakan apa yg seharusnya kau rasakan, yaitu penyakit dan petaka serta ujian agar mudah bagimu untuk meninggalkan dunia.
Jika seorang hamba mengalami suatu musibah, biasanya ia akan berharap segera mati dan meninggalkan dunia. Dengan demikian, petaka ini merupakan nikmat dari Allah Ta’ala walaupun ia tidak menyadarinya karena dominasi tabiatnya. Hal ini telah dijelaskan dalam butir hikmah, “Siapa yg tidak mendekati Allah dengan kelembutan kebaikan-Nya, ia akan diseret kepada-Nya dengan belenggu ujian.” Wallaahu a’lam